Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Publik sepak bola Indonesia dikejutkan dengan permasalahan yang dialami oleh gelandang Mitra Kukar Mohamed Sissoko.
Permasalahan tersebut cukup membingungkan lantaran ini sangat berpengaruh terkait perebutan gelar juara kompetisi Liga 1 2017.
Permasalahan itu membuat banyak orang bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
Pihak Mitra Kukar mencoba menjelaskan secara detail tentang permasalahan tersebut saat dihubungi BolaSport.com dan SuperBall.id pada Rabu (8/11/2017) malam WIB.
Seperti diketahui bersama, Sissoko melakukan pelanggaran keras terhadap gelandang Borneo FC, Firdaus Ramadhan, saat kedua tim tersebut bertemu dalam pekan ke-31 Liga 1 2017 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kalimantan Timur, Senin (23/10/2017).
(Baca Juga: Live Streaming Madura United Vs Bhayangkara FC, Duel Penentu Juara Liga 1 Usai Putusan Kontroversial Komdis PSSI)
Pada menit ke-60, wasit Jerry Elly mengeluarkan kartu merah kepada Sissoko atas pelanggaran tersebut.
Dalam regulasi Liga 1 2017 pasal 57 menyebutkan bahwa kartu merah yang diterima secara langsung oleh Sissoko membuatnya hanya absen satu pertandingan ke depan.
Pihak manajemen Mitra Kukar mengerti dan tidak membawa Sissoko saat bertandang ke Persib Bandung pada pekan 32 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (27/11/2017).
Pada Sabtu (28/11/2017), pihak Komdis PSSI mengeluarkan surat bernomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 tentang hukuman tambahan kepada Sissoko akibat pelanggaran yang sangat keras.
Sissoko harus menjalani hukuman larangan membela Mitra Kukar selama dua pertandingan ke depan.
Selain itu, mantan pemain Liverpool tersebut juga harus membayar denda sebesar Rp 10 juta.
(Baca Juga: Kronologi Kasus Eks Pemain Liverpool di Mitra Kukar yang Bikin Sepak Bola Indonesia Kisruh)
Larangan dua pertandingan tersebut saat Mitra Kukar menjamu Bhayangkara FC pada Jumat (3/11/2017), dan menantang Persiba Balikpapan pada Jumat (10/11/2017).
Akan tetapi Mitra Kukar mengklaim bahwa Sissoko merupakan pemain legal sehingga dimainkan saat melawan Bhayangkara FC yang berakhir imbang dengan skor 1-1.
Bermainnya Sissoko membuat pihak Bhayangkara FC kecewa dan langsung mengirimkan surat protes kepada Komdis PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2017.
Pihak Komdis PSSI menjawab permasalahan tersebut pada Rabu (8/11/2017) dengan memberikan hukuman bahwa Mitra Kukar kalah 0-3 dari Bhayangkara FC.
Tak hanya itu, Mitra Kukar juga harus membayar denda sebesar Rp 100 juta kepada Komdis PSSI.
Tiga poin yang didapatkan Bhayangkara FC dengan status tersebut membuat tim asuhan Simon McMenemy itu tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi.
Bhayangkara FC bisa merayakan gelar juara Liga 1 2017 andai meraih kemenangan melawan Madura United di Stadion Bangkalan, Madura, Rabu (8/11/2017), pukul 20.00 WIB.
Berikut pernyataan Media Officer Mitra Kukar, Agri Winata, saat dihubungi BolaSport.com dan SuperBall.id, terkait kasus Sissoko.
Pada tanggal 28 Oktober 2017, Komdis PSSI mengirimkan email hukuman terhadap Sissoko kepada kami. Email tersebut rupanya masuk ke dalam email Pak Endri Erawan (CEO Mitra Kukar).
Mungkin saat itu Pak Endri tidak terpantau adanya email masuk karena beliau sangat sibuk. Kami pun tidak mengetahui adanya hukuman kepada Sissoko jelang pertandingan melawan Bhayangkara FC.
Kami sebenarnya ada email dua lagi yang dipegang sekretaris tim, tetapi email dari Komdis PSSI tidak masuk sama sekali. Sementara PT LIB juga tahu dua email kami yang dipegang sekretaris tim.
Pihak Komdis PSSI juga tidak tahu tendang dua email lainnya milik kami. Yang cukup kami sayangkan, email tersebut ternyata ditembuskan kepada PT LIB selaku operator. Jadi seharusnya mereka bisa memberitahukan kepada kami tentang sanksi untuk Sissoko.
Pada tanggal 2 November atau H-1 sebelum pertandingan, PT LIB menerbitkan Nota Larangan Bermain (NLB) kepada Mitra Kukar.
Di sana hanya tertulis pemain Mitra Kukar, Herwin Tri Saputra, dan pemain Bhayangkara FC, Indra Kahfi, yang tidak boleh bermain. Artinya Sissoko dipersilahkan bermain. Kami heran juga dan itu yang membuat kami memainkan Sissoko.
Kami baru tahu di tanggal 4 November bahwa ternyata ada hukuman sanksi tambahan kepada Sissoko. Kami juga tahunya dari media bukan dari Komdis PSSI.
Kami tetap menjalin komunikasi dengan Pak Endri dan tetap tidak kepantau sama Pak Endri kalau ada email tersebut.
Cuma kami menyayangkan dari pihak PT LIB tidak membuat NLB untuk Sissoko, padahal mereka juga menerima surat hukuman dari Komdis PSSI.
Akhirnya kami menanyakan kepada teman-teman di PSSI dan menulusurinya ke mana email yang dikirimkan Komdis PSSI kepada Mitra Kukar.
Setelah ditelusuri ternyata email tersebut masuknye ke email Pak Endri. Dari sana kami lihat bahwa surat tersebut juga ditembuskan kepada PT LIB.
Kenapa LIB tidak membuat NLB kepada Sissoko. Padahal kalau itu dibuat, kami juga tidak akan menurunkan Sissoko dalam laga tersebut.
Kalau bisa coba ditanyakan juga kepada PT LIB mengapa tidak ada NLB terhadap Sissoko.
Jelas kami kaget bahwa Sissoko ternyata terkena hukuman, itupun kami tahunya dari media selepas pertandingan melawan Bhayangkara FC.
Seharusnya operator atau PT LIB juga mengingatkan bahwa Sissoko itu tidak boleh bermain. Tapi dari NLB hanya Herwin dan Indra Kahfi saja.
Sebelumnya pas H-1 sebelum pertandingan ketika sesi jumpa pers dengan media, pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy mengatakan bahwa Sissoko tidak akan bermain saat melawan Bhayangkara FC karena harus menjalani hukuman.
Saat itu kan kami belum tahu dan kami bingung kenapa Sissoko tidak bisa bermain, padahal hukumannya sudah selesai waktu lawan Persib.
Pihak Bhayangkara FC juga tidak melakukan protes kepada kami pas hari H pertandingan. Mereka hanya melakukan protes selepas pertandingan. Itu pun kami tahunya dari media.