Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSSI sudah menetapkan beberapa nama kandidat pelatih Timnas U-19 Indonesia.
Nama-nama itu kini mulai digodok oleh para anggota Komite Eksekutif PSSI.
Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengatakan, "Rapat Komite Eksekutif PSSI untuk menentukannya akan digelar pada pekan ini, karena target tanggal 23 April sudah ada."
Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria masih menyembunyikan rapat-rapat nama-nama kandidat pelatih Timnas U-19 Indonesia itu.
Namun, dalam beberapa hari terakhir ini dua nama santer dibicarakan, yakni Indra Sjafri dan Gerd Zeise.
(Baca Juga: Penyerang Asing Bhayangkara FC Iri dengan Persija dan Persib)
Sejak Bima Sakti dilepas dari jabatan Pelatih Timnas U-19 Indonesia dan diminta fokus membantu Luis Milla sebagai asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia, Garuda Nusantara tanpa induk sejak 10 April 2018.
Bima Sakti praktis cuma sekitar dua bulan menjabat pelatih Timnas U-19 Indonesia.
Mantan pemain Timnas Indonesia ditunjuk saat Edy Rahmayadi masih aktif sebagai orang nomor satu di PSSI.
Bima Sakti ditunjuk dengan alasan sistem kepelatihan berjenjang dan kontinuitas.
Artinya, asisten di Timnas U-23 Indonesia akan menjadi pelatih di Timnas U-19 Indonesia.
Jika menjadi asisten di Timnas U-19 Indonesia, akan menjadi pelatih di Timnas U-16 Indonesia, sebagaimana dialami Fakhri Husaini.
Pada era Bima Sakti, Timnas U-19 Indonesia selalu kalah dari dua kali uji coba, yaitu dilumat Timnas U-23 Indonesia 5-0 dan dihajar Timnas U-19 Jepang 4-1.
Bukan sekadar hasil buruk, penampilan Timnas U-19 Indonesia dalam dua uji coba itu juga mengecewakan.
Itulah yang membuat para pencinta sepak bola Indonesia geram.
Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ikut mengungkapkan kekecewaannya.
Kepada BolaSport.com dan SuperBall.id dalam kunjungannya ke Kantor Redaksi Tribun Network di Jakarta beberapa waktu lalu, Imam Nahrawi meminta Bima Saksi fokus ke Timnas U-23 Indonesia untuk menghadapi Asian Games 2018.
Publik pencinta sepak bola Tanah Air dan Imam Nahrawi berharap PSSI dan Komite Eksekutif mengangkat pelatih Timnas U-19 Indonesia yang kuat dan berkarakter.
Pada 2018 ini, Timnas U-19 Indonesia menghadapi dua turnamen besar.
Turnamen besar pertama adalah Piala AFF U-18 yang digelar pada 2-14 Juli 2018.
Waktu yang tersisa sudah sangat sedikit, yaitu tak sampai tiga bulan.
Turnamen Piala AFF kali ini berbeda dengan sebelumnya, yaitu tanpa tuan rumah tunggal.
Format turnamen sebelumnya gagal menarik banyak penonton jika tim yang bermain bukan tuan rumah.
Karena itulah, mulai edisi 2018 ini, 10 tim akan dibagi menjadi dua grup dan memainkan sistem round robin.
Setiap tim bermain dua laga kandang dan dua laga tandang.
Sembilan tim lolos otomatis ke turnamen ini, yakni Thailand sebagai juara bertahan, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Myanmar, Singapura, Kamboja, dan Laos.
Satu tiket lagi diperebutkan Brunei dan Timor Leste, yang tak bisa lolos otomatis berdasarkan peringkat Piala AFF 2016.
Undian pembagian grup akan dilaksanakan pada 2 Mei 2018.
Indonesia berada di pot 2.
Setelah Piala AFF U-18, turnamen besar kedua langsung menanti, yakni Piala Asia U-19 tanggal 18 Oktober hingga 4 November 2018.
Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia U-19 dan berada di pot unggulan 1.
Piala Asia U-19 ini jauh lebih berat dari Piala AFF U-18.
Sebanyak 16 tim yang dibagi ke dalam empat grup akan bertanding.
Nah, siapa pun yang terpilih menjadi pelatih Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri atau Gerd Zeise, dua tugas sangat berat itu harus dipikul sebaik-baiknya untuk memenuhi ekspektasi rakyat Indonesia.
Inilah plus-minus Indra Sjafri dan Gerd Zeise yang layak dipertimbangkan:
- Usia 55 tahun.
- Warga Indonesia.
- Tak asing dalam sepak bola Indonesia.
- Pelatih tersukses sepanjang sejarah Timnas U-19 Indonesia setelah membawa anak-anak asuhnya menjuarai Piala AFF U-19 2013.
- Berhasil menemukan bakat-bakat usia muda yang kini menjadi pilar Timnas Indonesia, seperti Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, Muhammad Hargianto, dan I Putu Gede Juni Antara.
- Diakui anggota Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa sebagai paternalistik, yakni menggunakan pengaruh yang bersifat kebapakan dalam menggerakkan anak-anak asuhnya mencapai tujuan.
- Gaya dan kepemimpinannya sudah dikenal mayoritas pemain Timnas U-19 Indonesia saat ini.
- Tak perlu waktu lama untuk adaptasi tim, pemain, dan atmosfer Indonesia.
- Sempat diterpa isu miring soal perekrutan pemain sebelum diputuskan tak diperpanjang sebagai pelatih Timnas U-19 Indonesia.
- Belum punya pengalaman melatih tim dan sukses sampai ke level Piala Dunia.
- Usia 65 tahun, lebih tua dari Indra Sjafri.
- Warga Jerman.
- Masih asing dalam sepak bola Indonesia
- Sukses membawa Timnas U-19 Myanmar ke Piala Dunia U-20 2015 untuk pertama kali.
- Punya karakter melatih yang kuat bergaya Eropa.
- Punya pengalaman melatih tim sampai ke level Piala Dunia.
- Timnas U-22 Myanmar gagal meraih medali di SEA Games 2017 setelah kalah 1-3 dari Indonesia dalam perebutan perunggu.
- Dicopot sebagai pelatih timnas senior Myanmar setelah gagal merebut tiket Piala Asia 2019.
- Gaya dan kepemimpinannya belum dikenal para pemain Timnas U-19 Indonesia.
- Butuh waktu lama untuk adaptasi tim, pemain, dan atmosfer Indonesia.
Menurut Anda, siapa yang paling layak melatih Timnas U-19 Indonesia?
Rakyat Indonesia hanya berharap yang terbaik.
Yang menentukannya adalah PSSI dan para anggota Komite Eksekutif.
Mari kita tunggu janji PSSI, paling lambat 23 April 2018 sudah ada pelatih definitif Timnas U-19 Indonesia.