Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persija Jakarta ditempatkan di posisi keempat klasemen sementara Liga 1 2018 usai ditahan imbang Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Minggu (5/8/2018).
Klub berjuluk Macan Kemayoran itu harusnya turun peringkat ke posisi enam karena secara head to head Bali United dan Barito Putera lebih unggul dari Persija.
Namun, operator Liga 1 2018 PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih menempatkan Persija di posisi keempat dengan alasan head to head dihitung setelah dua kali pertandingan dengan klub yang sama.
Keputusan operator Liga 1 itu dinilai sejumlah kalangan terbilang aneh karena alasan tersebut tak berdasar aturan tertulis.
(Baca Juga: Posisi Persija di Klasemen Liga 1 2018 Dinilai Aneh, Ini Penjelasan Operator)
Dalam Regulasi Liga 1 2018 tak dijelaskan tentang head to head yang harus mempertemukan tim yang sama sebanyak dua kali.
Hitungan poin hanya didasarkan pada jumlah poin, head to head, selisih gol, jumlah kemasukan, dan jumlah gol tandang dari klub terkait.
Jika nilai dan head to head imbang, maka selisih gol akan dipakai untuk menentukan posisi klasemen.
Setelah itu dihitung jumlah gol yang dimasukkan.
Andai masih sama, maka operator Liga 1 akan menentukan posisi melalui sistem undian.
Publik pencinta sepak bola Tanah Air sebenarnya sangat berharap tidak ada lagi kasus seperti terjadi tahun 2017.
Meski masalahnya berbeda, tapi pelaksanaan kompetisi tahun ini dituntut lebih baik dan transparan dibanding 2017.
Keputusan mengejutkan memang terjadi di Liga 1 2017.
Bhayangkara FC dinobatkan sebagai juara setelah Mitra Kukar dijatuhi sanksi karena memainkan Mohamed Sissoko.
Mitra Kukar dinyatakan walk-out dan kalah 0-3 dari Bhayangkara FC.
(Baca Juga: Jalani Debut Bersama Persija, Renan Silva Terkesima)
Pada kasus itu, Mohamed Sissoko sebenarnya memang tidak boleh dimainkan.
Sebab, pemain berstatus marquee player itu diganjar kartu merah dan dihukum tak boleh bermain melawan Persib Bandung.
Sanksi itu kemudian ditambah lagi, sehingga Mohamed Sissoko wajib absen melawan Bhayangkara FC.
Uniknya, saat Mitra Kukar berhadapan dengan Bhayangkara FC, nama Mohamed Sissoko tidak masuk dalam daftar pemain yang dijatuhi sanksi.
Artinya, Mohamed Sissoko boleh dimainkan pada laga itu.
Tak ada juga keberatan dari Bhayangkara FC kala itu.
Duel itu berakhir imbang 1-1.
Bhayangkara FC kemudian melakukan protes.
Setelah protes dilayangkan, Komisi Disiplin PSSI memutuskan bahwa Mitra Kukar dinyatakan walk-out, yang membuahkan kemenangan bagi Bhayangkara FC.
Keputusan ini dinilai merugikan banyak pihak, terutama Bali United yang seharusnya memegang gelar juara Liga 1 2017.
Setelah diberi kesempatan untuk banding, Mitra Kukar tak mau melakukannya.
Berkat penambahan 2 poin melalui kemenangan untuk Bhayangkara FC, Bali United akhirnya gagal juara Liga 1 2017.
Dalam klasemen akhir Liga 1 2017, nilai Bhayangkara FC dan Bali United sama-sama 68.
Akan tetapi, Bali United kalah head to head dari Bhayangkara FC karena kalah 2-3 dalam dua kali pertemuan.
Jika hasil 1-1 tetap diakui dan tak ada penambahan poin ke Bhayangkara FC akibat sanksi ke Mitra Kukar, maka nilai akhirnya menjadi 66, terpaut 2 poin dari Bali United.