Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persebaya Surabaya, Sabtu (25/8/2018), resmi menunjuk Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih kepala.
Djadjang Nurdjaman akan dibantu Bejo Sugiantoro untuk mengarungi paruh kedua Liga 1 2018.
Bejo Sugiantoro adalah pelatih sementara (caretaker) Persebaya sejak 2 Agustus 2018 menggantikan Alfredo Vera yang mengundurkan diri.
Masa Bejo Sugiantoro sebagai caretaker sebenarnya berakhir 14 Agustus 2018.
Djadjang Nurdjaman menjadi pengangguran sejak dipecat PSMS Medan 13 Juli 2018.
(Baca Juga: Tanggapan Sekjen PSSI Terkait Kegagalan Timnas U-23 Indonesia di Asian Games 2018)
Djadjang digantikan Peter Butler dari Inggris, yang dipecat Persipura Jayapura sejak 21 Juni 2018.
Sejumlah legenda hidup Persebaya, di antaranya Muharom Rusdiana dan Maura Hally, menilai penunjukan Djadjang sebagai pelatih Bajul Ijo adalah keputusan yang tepat.
Muharom Rusdiana dan Maura Hally pernah berhadapan dengan pelatih yang akrab disapa Djanur itu semasa menjadi pemain.
Nama Djanur membawa memori Muharom Rusdiana dan Maura Hally terbang ke momen final kompetisi Perserikatan musim 1990.
Berstatus sebagai juara bertahan, Persebaya sejatinya lebih diunggulkan ketimbang Persib Bandung.
Namun, kecemerlangan permainan Djanur kala itu membalikkan prediksi.
Satu umpan silang Djanur menjadi asis bagi gol kedua Persib yang dicetak Dede Rosadi.
Persib menjuarai Perserikatan 1990 dengan mengalahkan Persebaya 2-0.
Semasa bermain, Djanur menempati posisi gelandang serang, tapi lebih condong ke sayap kanan.
Tubuhnya yang kecil sering merepotkan pertahanan kiri lawan.
"Saat itu Djanur dan saya sering berduel, pergerakannya sangat merepotkan Persebaya ketika itu," kenang Muharom, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Persebaya.id.
"Dia begitu ulet, cepat dribel bolanya."
"Postur tubuh yang kecil membuatnya semakin lincah saat bermain dan berhadapan dengan lawan," imbuh Muharom.
Hal senada disampaikan Maura Hally, gelandang Persebaya era 1980-an.
Menurut Maura, performa Djanur muda sangat istimewa.
"Sebenarnya kami sering bertemu (bertanding), tapi suasana waktu final muncul rasa tegang campur harus menang."
"Sudah begitu, permainan Djanur lebih rileks," ujar pria kelahiran 30 Juni itu.
Maura Hally memuji Djanur sebagai orang yang baik.
Djanur dinilai mau menghargai pendapat orang lain.
"Orangnya ramah, beri waktu untuk Djanur, saya berharap Persebaya bisa kembali berkibar di Liga 1," tegas Maura.
Muharom berharap Djanur bisa cepat beradaptasi dengan pemain-pemain Persebaya.
Muharom juga meminta pelatih kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 53 tahun lalu, itu tetap low profile di Kota Pahlawan.
"Saya berharap dia bisa lekas mengangkat mental pemain," kata Muharom.
Persebaya kini berada di posisi ke-13 klasemen sementara Liga 1 2018 dengan nilai 25 dari 20 laga.