Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain asal Korea Selatan Shin Hyun-Joon sangat bersyukur PSMS Medan terdegradasi ke Liga 2.
PSMS Medan tak mampu bertahan untuk Liga 1 2019 karena tumbang 1-5 pada laga terakhir dari PSM Makassar.
Musim depan klub asal Sumatra Utara itu harus berlaga lagi di Liga 2.
Shin Hyun-Joon yang pernah bermain untuk PSMS Medan pada musim 2012 mengatakan degradasinya Ayam Kinantan itu karena kemarahan tuhan.
(Baca Juga: Manajemen PSMS Medan Siap Mundur, Julius Raja Imbau Suporter Tak Perlu Turun ke Jalan)
(Baca Juga: Dinilai dari Segala Lini, PSMS Medan Disebut Belum Layak Bermain di Liga 1)
(Baca Juga: Djadjang Nurdjaman Disebut sebagai Faktor Terdegradasinya PSMS Medan)
(Baca Juga: PSMS Terdegradasi, Nama Djadjang Nurdjaman Ikut Terbawa)
Menurut Shin Hyun-Joon kemarahan tuhan pada PSMS Medan karena buruknya manajemen tim dan belum membayarkan gaji pemain pada musim 2012 hingga sekarang.
Shin Hyun-Joon mengaku jumlah gaji yang belum dibayarkan PSMS Medan dari 2012 hingga sekarang sebesar Rp 150 juta.
"Saya bukan enggak suka PSMS degradasi, cuma ya saya sakit hati karena mereka enggak punya hati."
"Masa anak Medan dibayar gajinya, sedangkan pemain asing dan anak Jakarta enggak dibayar."
"Mungkin Tuhan marah, karena mereka enggak bayar gaji kami."
"Padahal kami profesional tetap pakai jersey PSMS," ujarnya dilansir SuperBall.id dan BolaSport.com dari Tribun Medan.
Tak hanya dirinya, sebagian pemain lain juga kabarnya belum mendapatkan hak mereka.
Pemain asal Korea Selatan itu merasa kasihan dengan keluarga dan anak dari para pemain yang belum mendapatkan gaji di PSMS.
"Kasian pemain ada keluarganya, mau kasih makan buat anak dan istri."
View this post on InstagramHabis nyoblos, kita bersatu kembali dalam sepak bola. . #liga1indonesia #liga12019
A post shared by SuperBall.id (@superballid) on
"Sedangkan mereka engga punya hati. Coba mereka engga dapat gaji, pasti mereka tagih juga itu gaji," tuturnya.
Saat ini Shin Hyun-Joo berharap PSMS mampu melunasi gajinya.
"Selama ini saya sabar menunggu gaji saya dilunasi, tapi sampai sekarang belum juga."
"Rp 150 juta itu cukup banyak juga, saya berharap PSMS mau membayarnya," katanya.