Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola di Gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/12/2018).
Satgas Antimafia Bola memanggil Ratu Tisha untuk mengorek keterangan terkait skandal pengaturan skor yang telah menjadi borok sangat besar dalam persepakbolaan Indonesia.
Ratu Tisha menemui Satgas Antimafia Bola bersama pengacaranya, Siswodihardjo, pukul 16.00 WIB.
Wanita lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu diperiksa selama enam jam oleh tim penyidik Satgas Antimafia Bola.
Di dalam ruangan itu, Ratu Tisha mengaku mendapatkan 40 pertanyaan dari tim penyidik.
Namun, Ratu Tisha baru bisa menjawab 23 pertanyaan.
Ini merupakan panggilan kedua terhadap Ratu Tisha.
Pekan lalu Ratu Tisha dipanggil Satgas Antimafia Bola, namun tidak hadir dengan alasan ada keperluan yang tak bisa ditinggalkan.
“Tadi total ada 40 pertanyaan, 23 pertanyaan sudah saya jawab karena maksimal pemeriksaan itu 8 jam,” jelas Ratu Tisha.
“Sisa 17 pertanyaan lagi dilanjutkan pada Jumat (4/12/2018),” tambah Ratu Tisha.
Ratu Tisha mengungkapkan, pertanyaan tim penyidik lebih kepada mekanisme dan komitmen PSSI untuk mengarahkan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik.
Wanita berkacamata itu sangat berterima kasih kepada pihak kepolisian karena sudah membantu memberantas kasus match fixing di Tanah Air.
“Ini yang memang PSSI tunggu karena kami memang tidak bisa sendirian dalam hal menegakkan sportivitas di olahraga,” tutur Ratu Tisha.
Ratu Tisha menginginkan sinergitas PSSI dengan kepolisian bisa lebih baik lagi.
PSSI juga akan membuat tim ad hoc atau khusus untuk membantu kepolisian menyelesaikan kasus match fixing.
“Kami juga kooperatif dalam penyelidikan yang dilakukan dan akan terus berkomitmen untuk sepak bola Indonesia lebih baik,” ucap Ratu Tisha.
Exco PSSI Tersangka
Sejauh ini, Satgas Antimafia Bola baru menangkap Johar Lin Eng dan menetapkanya sebagai tersangka pengaturan skor pertandingan.
Johar Lin Eng adalah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2016-2020 yang dipimpin Edy Rahmayadi.
Satu anggota Exco PSSI, Hidayat, telah mundur lebih dulu dari jabatan itu setelah dihantam kasus pengaturan skor.
Hidayat baru mendapat hukuman dari Komisi Disiplin PSSI, namun belum tersentuh Satgas Antimafia Bola.
Satu lagi, Papat Yunisal, juga belum tersentuh Satgas Antimafia Bola yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu.
Beberapa pengurus sepak bola di daerah juga terkena efek kehadiran Satgas Antimafia Bola ini.