Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Melatih Persija, Pekerjaan Berat yang Begitu Memikat

By Aulli Reza Atmam - Minggu, 20 Oktober 2019 | 21:55 WIB
Ekspresi pelatih Persija, Julio Banuelos, dalam duel versus Persib Bandung pada pekan kedelapan Liga 1 2019 di Stadion SUGBK, Rabu (10/7/2019). (GARY LOTULUNG/KOMPAS.COM)

SUPERBALL.ID - Membesut tim seperti Persija Jakarta bukanlah pekerjaan mudah. Namun, hal itu tidak menyurutkan minat para pelatih untuk bisa mencicipi tantangannya.

Pertengahan September 2019 lalu menjadi momen krusial bagi Persija Jakarta. Manajamen klub resmi memecat pelatih Julio Banuelos setelah rentetan hasil buruk yang didapat. Padahal, masa kepelatihan Banuelos di Persija baru berjalan sekitar empat bulan.

Manajemen Persija mengumumkan pemecatan Banuelos setelah laga kontra Bali United yang berakhir kekalahan 1-2 bagi Persija pada Kamis (19/9/2019). "Jadi per hari ini, Persija sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Julio dan Edu. Baru saja kami berkomunikasi dengan keduanya," kata CEO Persija, Ferry Paulus, saat itu.

Banuelos mulai melatih Persija sejak Juni 2019 menggantikan Ivan Kolev. Hingga perpisahannya, ia hanya mampu mencatatkan lima kemenangan dari 18 laga di semua kompetisi. Sisanya, ada delapan kali hasil imbang dan lima kali kalah. Pemecatan Banuelos sekaligus menandai pergantian pelatih di tubuh Persija yang ketiga untuk musim ini

Pascakepergian Banuelos, Persija untuk sementara menyerahkan kursi pelatih kepala kepada Sudirman yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih. Sementara Sudirman menjadi caretaker, manajemen bergerak memburu pelatih baru.

Seringnya pelatih datang dan pergi kerap menuai pro dan kontra. Keputusan yang juga kerap diambil oleh klub-klub Indonesia selain Persija ini pun selalu bisa diperdebatkan. Namun, selama ini itulah langkah yang dianggap klub bisa menjaga mereka bertahan di tengah ketatnya persaingan di Shopee Liga 1 2019.

Sepuluh hari setelah pengumuman kepergian Banuelos, Persija akhirnya resmi mendapatkan pelatih baru. Dia adalah Edson Tavares, pria asal Brasil kelahiran 63 tahun silam.

Perkenalan Tavares kepada publik dilakukan di Lapangan PSAU Halim, Jakarta Timur pada Minggu (29/9/2019). Setelah diperkenalkan, ia langsung memimpin sesi latihan Persija.

Tavares datang ke Persija sebagai sosok yang terbilang asing bagi publik sepak bola Tanah Air. Memang, ia sebelumnya belum pernah berkarier di Indonesia meski kenyang pengalaman di Asia. Sebelum direkrut Persija, Tavares membesut klub Liga Jepang, Yokohama FC.

Sebagai orang baru di sepak bola Indonesia, Tavares akhirnya memikul tanggung jawab untuk menjaga marwah Persija sebagai bagian dari jajaran klub elite Indonesia, tugas yang sebelumnya dianggap tak berhasil dilakukan Banuelos.

Berat tetapi memikat

Apa yang terjadi pada Banuelos hingga didatangkannya Tavares adalah gambaran tentang beratnya beban pekerjaan yang diemban sebagai pelatih Persija. Ekspektasi tinggi dari manajemen dan suporter tak pernah berhenti membebani dari laga ke laga.

Sebelum dipecat, Banuelos sudah diultimatum oleh manajemen agar segera memperbaiki catatan hasil laga. Tak ketinggalan, suporter setia Persija, The Jak Mania, juga nyaring mencemooh sambil mengusirnya. Teriakan "Julio out" yang menggema di tribune Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, menambah pahit perpisahannya dengan Macan Kemayoran.

Di sisi lain, tak bisa dipungkiri melatih Persija adalah dambaan bagi banyak pelatih di Indonesia. Persija adalah klub yang sarat sejarah, tradisi, dan prestasi selama lebih dari 90 tahun. Belum ada klub lain di Indonesia yang mampu menyamai Persija dari segi pencapaian.

Hal demikian membuat setiap pelatih yang membesut Persija sudah tentu selalu dituntut mampu menambah pundi-pundi gelar untuk klub. Di sinilah titik temu antara prestise dan beban menjadi pelatih Persija. Melatih Persija dengan segala kemilaunya adalah sebuah kebanggaan sekaligus tuntutan untuk terus menjaga kemilau tersebut agar jangan sampai redup.

Begitu didambanya jabatan pelatih Persija bisa dilihat tak lama setelah kepergian Banuelos. Sejumlah pelatih top terang-terangan mengutarakannya ketertarikanya pada Persija.

Dejan Antonic adalah salah satunya. Dengan statusnya yang sedang tidak terikat dengan klub manapun, secara gamblang ia membuka pintu untuk Persija.

"Tergantung dari manajemen Persija Jakarta saja, sekarang saya sedang free," ujar Antonic seperti diwartakan SuperBall.id sehari setelah pemecatan Banuelos.

Kemudian ada pula Angel Alfredo Vera yang juga menganggur setelah diberhentikan dari Bhayangkara FC. Pria asal Argentina itu mengaku sangat tertarik untuk melatih Persija. Namun, kenyataannya tak ada tawaran yang dilayangkan untuknya dari Macan Kemayoran.

Tak hanya dari dalam negeri, daya tarik kursi pelatih Persija bahkan juga memikat pelatih yang berkiprah di luar negeri. Adalah pelatih asal Singapura, Aidil Sharin, yang menaruh minat untuk melatih Persija.

Aidil menyampaikan minatnya itu pada Mei 2019, saat Persija masih dilatih Kolev. Kala itu, Aidil yang tengah menjadi pelatih klub Liga Malaysia, Kedah FA, dirumorkan menjadi salah satu kandidat pengganti Kolev.

"Benar, saya berminat. Saya juga sangat bangga mendengar rumor jadi kandidat pelatih baru Persija," kata Aidil Sharin kepada wartawan.

Pada akhirnya, bukan Dejan, Alfredo Vera, atau Aidil yang menjadi pelatih Persija, melainkan Tavares. Kepada sosok Tavares-lah perhatian publik tertuju karena pembuktiannya di Persija kini dinanti.

Dengan demikian, menarik untuk melihat bagaimana sepak terjang Tavares untuk membangkitkan Persija. Apalagi, performa Persija di bawah kendalinya belum langsung stabil. Dua laga Persija di bawah asuhannya yang berakhir dengan satu kekalahan dan kemenangan adalah buktinya.

Laga pertama Tavares bersama Persija berakhir dengan kekalahan tragis 1-2 dari Semen Padang di Stadion Patriot Chandrabhaga, Rabu (16/10/2019). Pada laga kedua melawan PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta pada Minggu (20/10/2019), barulah Persija bisa menang 1-0.

Persija juga sangat perlu memperbaiki posisinya yang sedang jeblok di posisi ke-13 dengan raihan 23 poin. Tanpa performa stabil, ancaman degradasi pun akan selalu menghantui.

Sanggupkan Tavares memikul pekerjaan berat sebagai pelatih Persija dan membawa Macan Kemayoran mengaum lagi? Kita tunggu saja.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P