Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Menjadi pemain hebat dan membela Timnas Indonesia tentu menjadi impian banyak anak muda, tapi wajib tetap memikirkan masa depan agar tak bernasib seperti Peri Sandria.
Satu hal sangat penting yang perlu diingat oleh para pemain muda saat ini adalah bahwa menjadi bagian Timnas Indonesia itu hanya sesaat.
Karier cemerlang sebagai pemain Timnas Indonesia, termasuk di klub, bukan bukan akan memiliki kehidupan yang layak di masa tua atau ketika sudah tak layak bermain sepak bola secara profesional.
Baca Juga: Ezra Walian Gabung, Ini Calon Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2023
Sudah banyak contoh mantan pemain Timnas Indonesia yang hidupnya sulit setelah pensiun sebagai pemain.
Salah satu contoh terbaru adalah kehidupan mantan bomber Timnas Indonesia dan Persib Bandung, Peri Sandria.
Pencinta sepak bola Tanah Air tentu tidak asing dengan sosok mantan penyerang ganas yang satu ini.
Peri hingga kini masih menjadi striker lokal dengan gol terbanyak di Liga Indonesia dalam semusim kompetisi (34 gol).
Jumlah gol tersebut ia catatkan di kompetisi Ligina musim 1994-1995 bersama klub Bandung Raya.
Rekor Peri itu dipecahkan Sylvano Comvalius.
Pesepak bola asal Belanda itu berhasil mencetak 37 gol tahun 2017 ketika membela Bali United.
Namun, sampai kini Peri tetap tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi di Indonesia dalam satu musim dari pemain lokal.
Baca Juga: Kabar Gembira! Ezra Walian Akhirnya Dapat Restu Bela Timnas Indonesia
Setelah memutuskan pensiun sebagai pesepak bola, Peri sempat mencoba peruntungan sebagai pelatih.
Kendati demikian, karier kepelatihannya ternyata tidak semulus kariernya sebagai pemain.
Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004.
Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir lantaran lisensi kepelatihan Peri mentok di lisensi B nasional.
Setelah cukup lama kabarnya tak terdengar, nama Peri Sandria kini kembali muncul ke permukaan.
Baca Juga: 3 Tugas Berat Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia Tiba di Tanah Air
Di usianya yang menginjak 51 tahun saat ini, mantan pemain Persikabo Bogor itu memutuskan untuk menjadi apa saja, termasuk kuli batu di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pekerjaan sebagai kuli batu diakuinya telah dilakukan sejak awal Mei 2021 dan hanya bersifat sementara.
Ia mengatakan bahwa hal itu ia lakukan lantaran saat ini dirinya sedang tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan.
Dalam bekerja sebagai kuli batu, Peri mengaku dirinya tidak dibayar sama sekali karena murni ingin beramal.
Selain itu, ia sangat ingin memberikan tenaganya untuk pembangunan masjid atau tempat pengajian di masa tuanya ini.
Baca Juga: Timnas Indonesia Hancur Lebur, PSSI Tetap Percayai Shin Tae-yong
Peri juga mengaku tidak masalah tidak dibayar dan jika dibayar pun ia mengaku tak akan menerimanya.
"Sebenarnya ini bukan kuli batu, tapi kalau dibilang kuli batu iya juga, tapi saya tidak dibayar."
"Saya hanya menyumbangkan tenaga saya untuk beramal dan beribadah dari pada saya menganggur."
"Nanti yang bayar Allah SWT saja," kata Peri dikutip SuperBall.id dari BolaSport.com.
Sementara itu, terakhir kali Peri menjabat sebagai pelatih adalah pada tahun 2018 dengan melatih PS Marinir.
Baca Juga: Nasib Timnas Indonesia Memalukan, Ternyata Ada Negara Tetangga yang Lebih Parah
"Saya sempat menjadi asisten pelatih Dejan Antonic di Pelita Bandung Raya pada 2014," ucap Peri.
"Terakhir kali saya menjadi pelatih PS Marinir pada 2018, Alhamdulillah tim itu juara, tapi sekarang saya tidak ada kegiatan," lanjutnya.
Pemain yang mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 Filipina itu juga memiliki sebuah permintaan ke pemerintah dan PSSI.
Ia ingin pemerintah, terutama PSSI, lebih memperhatikan mantan pemain Timnas Indonesia di usia tuanya.
Apalagi mereka telah berjuang menyumbangkan tenaga untuk membela Tanah Air ketika masih aktif sebagai pemain.
Baca Juga: Timnas Indonesia Harus Siap-siap Lagi untuk Play-off Kualifikasi Piala Asia 2023
"Saya berharap ke pemerintah terutama ke PSSI agar mantan-mantan pemain timnas Indonesia ini diperhatikan."
"Kami sudah menyumbangkan tenaga untuk bangsa waktu jaya-jayanya," tutup Peri.
Berkaca dari kehidupan Peri saat ini, para pemain muda tidak boleh terlena dengan status sebagai pemain Timnas Indonesia.
Bersamaan dengan itu, mereka juga harus mempersiapkan kelangsungan hidup mereka dan keluarga di masa depan.
Disamping itu, tentu dibutuhkan pula peran PSSI dan pemerintah dalam menjamin masa depan mantan pemain Timnas Indonesia.
Baca Juga: Lumat Timnas Indonesia, Striker UEA Semakin Ungguli Lionel Messi