Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Sampai saat ini, pemerintah terus berupaya memberikan dukungan bagi sektor-sektor industri yang terdampak Pandemi Covid-19, termasuk industri ekonomi kreatif (ekraf).
Melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Pemerintah memberikan stimulus agar industri ekraf kembali menggeliat. Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang di antaranya diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI), serta PEN untuk pelaku ekraf perfilman.
Berbeda dengan PEN perfilman, BBI merupakan salah satu bantuan yang ditujukan agar para pelaku ekraf mampu memaksimalkan ranah digital sebagai media penjualan. Adapun stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk ekraf melalui e-commerce.
“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.
Untuk menerima bantuan BBI tersebut, Selliane menyebut, pelaku Ekraf harus beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia, memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lain sebagainya.
“Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on board ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp 200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi,” lanjut Selliane.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah
Selain meluncurkan program PEN, pemerintah pusat juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah misalnya Pemerintah Provinsi Jawa barat (Jabar) dan Kota Semarang untuk menghadirkan satu inovasi yang mampu membangkitkan industri ekraf.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menurutnya, ekraf digital dapat memperoleh peluang dan meningkatkan pendapatan hingga 3-4 kali lipat di masa pandemi.
“Covid-19 membuat kita mengalami ‘paksaan digital’ untuk menuju kebaikan. Untuk itu, digitalisasi menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan saat ini,” kata Ridwan Kamil Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Kamis (2/9/2021).
Tidak hanya di kota besar, para pelaku industri ekraf di kota kecil juga didorong untuk memanfaatkan teknologi digital. Bahkan, di setiap kelurahan kini tersedia perangkat teknologi agar pelaku dapat memasarkan produk melalui e-commerce.
Baca Juga: Real Madrid Bakal Mengamuk Musim Depan, Era Baru Los Galacticos?
“Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, terdapat program pertolongan dalam bentuk bantuan sosial tunai dan sembako, program pemulihan dalam wujud bantuan permodalan, serta penormalan berupa pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” jelas Ridwan Kamil.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa RK tersebut mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga membangun ruang membangun ruang interaksi untuk berkegiatan Bersama.
Misalnya, Bandung Creative Center sebagai wahana kreasi anak- anak muda terdidik di Bandung, Bogor, Subang, dan kota-kota lain. Kemudian Bandung Creative Zone yang dapat digunakan sebagai ruang perkantoran para pelaku usaha start-up.
Kota Semarang di Jawa Tengah pun memiliki fasilitas serupa, yakni Semarang Creative Gallery dan Semarang Creative Hub. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan panggung yang dapat digunakan untuk pertunjukan virtual oleh para musisi dan seniman.
Baca Juga: Angel Di Maria Masa Bodoh dengan Nomor 7 Manchester United
“Untuk mendukung para pelaku usaha, kami juga memberikan kemudahan seperti pengurusan sertifikat halal dan hak kekayaan intelektual secara gratis, serta keringanan pajak bagi pelaku Ekraf,” ungkap Hendi.
Tidak bergerak sendirian, Pemkot Semarang berkolaborasi dengan 20 desainer memberikan masukan desain kemasan bagi 1.000 UMKM dan Ekraf di Semarang. Pemkot juga memfasilitasi pelaku untuk membuat 1.000 kemasan pertama.