Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Nasib Ronald Koeman yang semakin berada di ujung tanduk tidak lepas dari dosa-dosa besar yang pernah ia lakukan selama menangani Barcelona.
Ronald Koeman ditunjuk untuk menangani Barcelona sejak Agustus 2020.
Kala itu, Koeman menggantikan Quique Setien dan diikat dengan kontrak berjangka dua tahun.
Koeman bukanlah sosok yang asing bagi Barcelona, sebab ia pernah membela Barcelona sebagai pemain pada 1989-1995.
Pada musim pertamanya, yakni musim 2020-2021, Koeman sebenarnya tidak buruk-buruk amat dengan finis di peringkat ke-3 klasemen Liga Spanyol.
Koeman bahkan berhasil memboyong gelar Copa del Rey meski langkahnya di Liga Champions terhenti pada babak 16 besar.
Baca Juga: Luis Suarez Sarankan Xavi Jangan Jadi Pelatih Barcelona Dulu, Ini Alasannya
Akan tetapi, pada musim ini, Koeman menjadi sorotan karena performa yang cenderung buruk dan cara bermain yang kurang memuaskan.
Kini, Barcelona duduk di peringkat ke-6 klasemen sementara Liga Spanyol dengan 12 poin dari 6 laga.
Namun, di Liga Champions, Barcelona sudah dua kali remuk dengan skor 0-3 dari Bayern Muenchen dan Benfica
Dilansir SuperBall.id dari Marca.com, berikut 7 dosa besar yang pernah dibuat oleh Ronald Koeman selama menangani Barcelona.
Baca Juga: Buka-bukaan Soal Kasus Messi, Suarez Akui Ikut Terpukul Saat Lihat Kondisi Teman Baiknya
Menyinggung Para Pemain
Koeman seakan tidak punya keraguan untuk blakblakan soal melemahnya skuad musim ini.
Bukan hanya itu, Koeman juga mengeluhkan terlalu banyaknya pemain muda ketimbang yang berpengalaman.
Koeman bahkan rela menuding pemainnya sebagai biang kekalahan, salah satu contohnya adalah seusai ditekuk Benfica pada Kamis (30/9/2021) dini hari WIB.
Di hadapan media, Koeman menuding para pemainnya tidak bermain secara maksimal dan bahkan seakan membiarkan pemain lawan masuk begitu saja.
"Barca saat ini bukanlah seperti yang delapan tahun lalu," ujar Koeman seusai laga tersebut.
Baca Juga: Barcelona Incar Pelatih Murah Meriah untuk Gantikan Ronald Koeman, Solusi atau Terpaksa?
Mengubah Sistem dan Gaya Bermain Khas Barca
Ketika dilatih oleh Koeman, Barcelona sudah tak lagi mengandalkan formasi 4-3-3 melainkan 4-2-3-1 atau bahkan formasi lima bek.
Bukan hanya itu, dari gaya bermain juga Koeman sudah tak lagi mengandalkan permainan kaki ke kaki atau tiki-taka khas Barcelona.
Padahal, tiki-taka sempat beken terutama sekitar 10 tahun yang lalu dengan jadi andalan Barcelona dan Timnas Spanyol.
Namun, Koeman berdalih bahwa dirinya tak lagi memiliki pemain yang layak untuk menerapkan tiki-taka.
"Tidak ada pemain (yang layak) untuk tiki-taka," dalih Koeman.
Baca Juga: Barcelona Hancur Lebur, Laporta Blusukan ke Ruang Ganti, Posisi Koeman Makin Gawat
Hubungan yang Kurang Harmonis dengan Laporta
Sejak awal bekerja bersama pada Maret lalu, hubungan Koeman dengan Laporta memang tidak harmonis-harmonis amat.
Bahkan ketika belum terpilih sebagai presiden klub, Laporta beberapa kali mengungkapkan keraguannya terhadap Koeman.
Pada musim ini, keretakan hubungan itu semakin terlihat.
Laporta juga tak jarang mengintervensi langsung untuk beberapa urusan pemainnya.
Baca Juga: Catat Rekor Buruk, Sergio Busquets: Memecat Koeman adalah Hal Termudah Saat Ini
Ucapan yang Terlalu Merendah
Alih-alih menunjukkan ambisi, Koeman terlalu menunjukkan sisi yang realistis atau bahkan merendah.
Sikapnya yang seperti itu tentu mendapat sorotan dari jajaran direksi klub dan para pemain.
Minimnya ambisi itu tentu akan bermasalah bagi para pemain yang punya nama besar di Barcelona.
Sepekan yang lalu, Koeman sempat mengisyaratkan bahwa dirinya tidak bisa menjanjikan kemenangan di Liga Champions.
"Di Liga Champions kamu tidak bisa mengharapkan keajaiban," ujar Koeman kala itu.
Baca Juga: Griezmann Masih Melempem, Penggantinya di Barca Malah Sudah Cetak Gol
Kurang Tegas Soal Kebijakan Transfer
Koeman terlalu lembek ketika klub sedang dalam situasi keuangan yang sulit.
Koeman seakan kurang mengambil langkah tegas ketika klub membatasi transfer dan bergerak demi kepentingan tim.
Lembeknya Koeman dirasa menjadi salah satu biang kepergian Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan bahkan Emerson Royal.
Selain itu, tim Barcelona juga makin melemah karena kebijakan transfer yang terkesan lembek.
Baca Juga: Ronald Koeman Pamitan, Barcelona Gerak Cepat Hubungi Calon Pengganti
Terlalu Egois
Caranya memimpin serta memanajemen tim juga tak kalah mendapat sorotan tajam.
Contohnya adalah dengan adanya Samuel Umtiti dan Riqui Puig yang minim kesempatan bermain.
Koeman seakan meminggirkan kedua pemain itu dan cenderung lebih memilih pemain yang lain.
Padahal, Marca mengabarkan bahwa sebenarnya ada rekomendasi untuk memainkan kedua pemain itu dari internal klub.
Baca Juga: Lukaku Mulai Seret Gol, Eks Pelatihnya di Inter Milan Peringatkan Chelsea
Keputusan yang Asal-asalan
Salah satu yang menjadi sorotan adalah perekrutan Luuk de Jong sebagai pengganti Antoine Griezmann.
Hingga kini, De Jong kesulitan menunjukkan performa yang diharapkan meski sempat mencetak 1 gol.
Selain itu, keputusannya ketika pertandingan juga mendapat sorotan tajam, contohnya ketika laga menghadapi Benfica.
Contohnya adalah dengan penempatan Eric Garcia yang menjadi penyebab gol pertama bagi lawan.
Lalu, Frenkie de Jong yang posisinya masih terkadang dibongkar-pasang oleh Koeman.
Baca Juga: Legenda Man United Ungkap Pengakuan Cristiano Ronaldo Usai Tuntaskan Balas Dendam