Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Tokoh sepak bola Malaysia tidak mengakui Timnas Indonesia lebih baik dengan menyebut kekalahan negaranya disebabkan oleh faktor lain.
Timnas Malaysia harus mengubur mimpi untuk mengulang prestasi mereka di Piala AFF 2018 dengan melaju ke partai final.
Alih-alih menembus partai puncak, Malaysia justru sudah harus tersingkir di babak penyisihan grup Piala AFF 2020.
Malaysia sejatinya sempat tampil menjanjikan di dua laga awal usai mengalahkan Kamboja 3-1 dan Laos 4-0.
Baca Juga: Piala AFF - Harimau Malaya Merana, Legenda Malaysia: Sudah Waktunya Tiru Langkah Timnas Indonesia
Akan tetapi, petaka bagi Harimau Malaya datang di dua pertandingan selanjutnya menghadapi Vietnam dan Indonesia.
Setelah dihajar Timnas Vietnam dengan skor 0-3, Malaysia kemudian dipermalukan Timnas Indonesia dengan skor 1-4.
Alhasil, mereka hanya menempati posisi ketiga klasemen akhir Grup B dengan koleksi 6 poin dari 4 laga.
Ini adalah kali keempat Malaysia gagal lolos dari fase grup setelah tahun 1998, 2008, dan 2016.
Kegagalan Malaysia di Piala AFF 2020 kemudian mendapat sorotan tajam dari para tokoh sepak bola negara tersebut.
Baca Juga: Piala AFF - Akui Kualitas Timnas Indonesia, Apa Kata Kapten Singapura?
Salah satunya datang dari presiden Asosiasi Pelatih Sepak Bola Malaysia, B. Satiananthan.
Ia mendesak Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk bertanggung jawab dan segera melakukan evaluasi menyeluruh.
"Orang-orang di komite harus merencanakan dengan baik dan ketika mereka tidak melakukannya, siapa yang bertanggung jawab?"
"Fungsi mereka adalah membantu merencanakan turnamen, pertandingan internasional, dan apa pun yang dibutuhkan pelatih, mereka akan membantu."
"Ketika kami menjadi juara, semua orang menginginkan penghargaan."
Baca Juga: Piala AFF - Jumpa Thailand, Vietnam Diminta Belajar dari Kesalahan Konyol Lawan Timnas Indonesia
"Sekarang kita telah gagal, seluruh komite telah gagal. Jadi, segera lakukan evaluasi," kata Satiananthan, dikutip SuperBall.id dari New Straits Times.
Lebih lanjut, Satiananthan juga memberikan komentarnya terkait dua kekalahan yang diderita Malaysia.
Menurutnya, kekalahan dari Vietnam di pertandingan ketiga adalah sesuatu yang cukup wajar.
Pasalnya, ia menilai Vietnam memang lebih baik daripada Malaysia dari segi kualitas.
Namun, berbeda dengan Vietnam, Satiananthan tidak mengakui Timnas Indonesia lebih baik dari Malaysia.
Ia menyebut bahwa faktor penyebab kekalahan Malaysia dari Indonesia terutama karena absennya dua bek tengah yang mengalami cedera.
Kedua bek tersebut adalah bek berpengalaman Aidil Zafuan Radzak dan Shahrul Saad.
Selain itu, Satiananthan juga menilai kualitas pemain tidak sama dengan yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Saat itu, Timnas Malaysia berhasil mengalahkan Timnas Indonesia dalam dua kali pertemuan.
“Saya tidak melihat kepercayaan (pada tim). Itu bukan pilihan pemain yang tepat karena ada posisi tertentu di mana kami bisa memilih pemain yang lebih baik."
“Itu bukan skuad yang sama di Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Bukit Jalil di mana Malaysia bermain bagus melawan Vietnam dan UEA."
"Kualitas pemain benar-benar membuat perbedaan karena tidak sama dengan kualifikasi Piala Dunia," ucap Satiananthan.
Pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe, tidak bisa memanggil pemain terbaiknya yang absen karena berbagai alasan, termasuk cedera.
Selain itu, Tan Cheng Hoe hanya memiliki persiapan selama beberapa hari lantaran Piala Malaysia baru berakhir pada 30 November.
Pada akhirnya, Tan Cheng Hoe hanya memanggil 24 pemain dari daftar 30 orang yang diperbolehkan.
Penderitaan Malaysia semakin bertambah ketika empat pemainnya dinyatakan positif Covid-19 dan ada juga beberapa pemain yang cedera.
Namun, Satiananthan mengatakan, "Ini seharusnya direncanakan lebih baik karena tim lain mampu mempersiapkan dengan baik."
“Kalau kita bilang Covid-19 (sebagai alasan), masalah ini tidak hanya menimpa Malaysia tapi juga negara lain."
"Jadi, siapa yang menentukan liga dan kalender domestik?"
"Kalender FIFA diputuskan dua tahun sebelumnya. Tapi kalender domestik ada dalam kendali kita, jadi saya pikir kita harus menyesuaikannya," ucapnya menambahkan.