Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pemilik Chelsea Roman Abramovich dilaporkan telah menjadi korban dari dugaan keracunan, diduga menggunakan senjata kimia.
Laporan mengklaim dia menjadi buta selama beberapa jam, kulit tangan dan wajahnya mengelupas setelah dia bergabung dengan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Dikutip SuperBall.id dari The Sun, dugaan serangan itu dilakukan oleh kelompok garis keras di Moskow yang ingin menyabotase pembicaraan dan melanjutkan perang.
Namun, ada dugaan bahwa Abramovich bukanlah targetnya dan ia menjadi korban karena kesalahan.
Gejala yang dialami adalah mata merah, rasa sakit sobekan yang terus menerus, dan kulit yang mengelupas di bagian wajah dan tangan para korban.
Abramovich juga kehilangan penglihatannya selama beberapa jam akibat insiden yang terjadi di ibukota Ukraina, Kyiv, pada awal Maret.
Baca Juga: Kualifikasi Liga Champions Akan Ditentukan Oleh Sejarah Klub?
Abramovich, ditambah dua orang Ukraina, anggota parlemen Rustem Umerov dan negosiator lainnya, mulai mengalami sakit mata yang membakar setelah pertemuan damai pada 3 Maret 2022.
Mereka hanya mengonsumsi cokelat dan air beberapa jam sebelumnya.
Namun, Empat anggota lainnya yang hadir disana, tidak jatuh sakit meskipun memiliki makanan dan minuman yang sama dengan mereka.
Hari berikutnya, mereka melakukan perjalanan ke Lviv kemudian Polandia untuk melanjutkan pembicaraan dalam kondisi masih menderita gejala yang menyakitkan.
Baca Juga: Chelsea Vs Real Madrid - Toni Kroos Bikin Pengakuan Jujur soal Hasil Undian Liga Champions
Ketika mereka menuju ke Istanbul, Abramovich mengeluh kehilangan penglihatannya, dengan kulit terkelupas dari wajah dan tangannya. Ia kemudian dirawat di rumah sakit.
Gejala ketiganya dikatakan telah mereda pada akhir minggu berikutnya.
Juru bicara Abarmovich mengonfirmasi bahwa dia menderita gejala dugaan keracunan.
Mantan kolonel senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon mengklaim keracunan itu memiliki semua ciri khas militer rahasia Rusia, dan Abramovich mungkin telah diserang secara tidak sengaja.
Baca Juga: Chelsea Sudah Bisa Jual Tiket Lagi, tetapi Tetap Tak Dapat Keuntungan
"Kami memahami para negosiator diracuni dengan organofosfat yang merupakan bahan kimia dasar dalam agen saraf," kata Bretton-Gordon, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari The Sun.
“Tampaknya sangat aneh negosiator mereka sendiri, Abramovich terpengaruh.”
“Entah mereka tidak peduli dengan korban sipil atau itu adalah operasi yang buruk.”
“Kami melihat dari operasi Salisbury bahwa Rusia tidak setajam dan profesional seperti yang Anda harapkan.”
Baca Juga: Lima Bek Terbaik di Liga Inggris, Ada Pemain Chelsea dan Liverpool
Rustem Umerov, anggota lain dari tim perunding, mendesak orang untuk tidak mempercayai informasi yang belum diverifikasi.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kemudian mengatakan hal yang sama dalam sebuah wawancara di televisi nasional bahwa "semua orang haus akan berita dan sensasi."
"Saya menyarankan siapa pun yang akan bernegosiasi dengan Rusia untuk tidak makan atau minum apa pun, (dan) sebaiknya menghindari menyentuh apapun," tambah Kuleba.
Seorang pejabat AS menyalahkan alasan lingkungan untuk keracunan tersebut, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Namun, para pakar keamanan mengatakan AS mungkin berusaha untuk meredam anggapan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia karena hal ini akan menempatkan mereka di bawah tekanan untuk membalas.
Di sisi lain, situs web investigasi Bellingcat menemukan bahwa dosis dan jenis racun yang digunakan terhadap ketiganya "kemungkinan tidak cukup" untuk menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.
Sebaliknya, serangan itu dimaksudkan untuk menakut-nakuti para korban.
Laporan mengklaim bahwa racun yang digunakan kemungkinan besar merupakan varian dari porfirin, protein yang dibutuhkan dalam sel darah merah untuk membawa oksigen, tetapi dapat berbahaya pada tingkat tinggi.
Baca Juga: Juventus Sepakati Kontrak dengan Pemain Chelsea yang Diincar PSG dan Real Madrid
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang telah bertemu dengan Abramovich dalam beberapa pekan terakhir, dilaporkan tidak terpengaruh.
Abramovich meninggalkan Inggris awal bulan ini setelah mendapat sanksi dari pemerintah Inggris atas hubungannya dengan presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejak itu dia terlibat dalam pembicaraan damai rahasia antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Thomas Tuchel Akan Tolak Pinangan Manchester United, Apa Alasannya?
Pembicaraan ini diyakini sebagai cara untuk memulihkan citranya menyusul sanksi berat dari Inggris dan Uni Eropa.
Dia telah bolak-balik antara Moskow dan Lviv di Ukraina barat sejak awal perang.