Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Mantan pelatih Timnas Italia, Gian Piero Ventura, merasa tidak mendapat perlakuan adil dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Pelatih berusia 74 tahun itu merasa tidak mendapatkan dukungan dari FIGC seperti yang diterima Roberto Mancini.
Padahal, Ventura dan Mancini sama-sama gagal mengantarkan Timnas Italia melaju ke putaran Piala Dunia.
Ventura gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2018, sedangkan Mancini gagal meloloskan Italia ke Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Play-off Piala Dunia 2022 - Cristiano Ronaldo Remehkan Pembunuh Italia
Pada kualifikasi Piala Dunia 2018, Italia asuhan Ventura menempati peringkat kedua dan harus melewati babak play-off.
Di babak play-off, Italia kalah 0-1 di Swedia pada leg pertama, dan ditahan imbang 0-0 di leg kedua di San Siro.
Alhasil, Italia tidak lolos ke Piala Dunia 2018 Rusia dan menandai pertama kalinya mereka absen dalam 60 tahun.
Saat itu, Ventura bersikeras tidak akan mengundurkan diri.
Ia mengatakan bahwa Italia di bawah pimpinannya masih memiliki catatan bagus dengan hanya dua kekalahan setelah dua tahun.
Baca Juga: Tak lolos Piala Dunia 2022, Timnas Italia Diejek Pendukung Swiss
Namun, itu tidak membuat Ventura tetap berkuasa karena FIGC memecat Ventura dua hari setelah kekalahan dari Swedia.
Lima hari kemudian, Presiden FIGC Carlo Tavecchio turut mengundurkan diri.
Tahun ini, Italia jatuh ke perangkap yang sama dan absen dari Piala Dunia untuk kedua kalinya berturut-turut.
Italia asuhan Mancini kalah 0-1 dari Makedonia Utara di semifinal play-off di Stadion Renzo Barbera, Palermo.
Kendati demikian, Presiden FIGC Gabriele Gravina kali ini mendukung Mancini untuk tetap mengemban tugas sebagai pelatih.
Baca Juga: Deretan Fakta Ini Buktikan Italia Memang Lagi Apes Saat Dipermalukan Makedonia Utara
"Saya berharap Mancini terus bersama kami. Dia memiliki komitmen dengan kami untuk proyek ini," kata Gravina, dikutip dari Football Italia.
"Saya harap dia bisa melepaskan eliminasi ini seperti semua orang Italia dan dia tetap memimpin untuk melanjutkan kerja sama kami." tambahnya.
Gravina juga duduk di sebelah Mancini dalam konferensi pers pasca-pertandingan, menunjukkan dukungan yang kuat.
Tak ayal, hal tersebut membuat Ventura merasa diperlakukan tidak adil oleh FIGC, yang mengabaikannya empat tahun lalu.
"Setelah Italia kalah dari Makedonia Utara, presiden FIGC Gabriele Gravina duduk di sebelah Mancini."
Baca Juga: Timnas Italia bak Kena Kutukan Usai Juara Piala Dunia 2006, Ini Alasannya
"Empat tahun lalu, saya ditinggalkan sendirian di San Siro, satu-satunya yang harus disalahkan. Itu tidak adil."
"Saya membayar. harga untuk kesalahan saya. Itu masa lalu dan saya sudah mengatasinya," kata Ventura, dikutip SuperBall.id dari Corriere dello Sport.
Kendati demikian, Ventura mengaku tetap mendukung keputusan Mancini untuk terus memimpin Italia.
"Mancini benar untuk melanjutkan. Ada kondisi baginya untuk melanjutkan setelah kekalahan di Palermo."
"Kami tidak berbicara, tetapi saya memberi selamat kepada Mancini setelah memenangi Euro 2020," tambahnya.
Baca Juga: Bukan Cuma Italia, Ini Deretan Tim yang Gagal ke Piala Dunia Usai Juara Piala Eropa