Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengeluarkan aturan baru terkait dengan tendangan penalti gara-gara ulah kiper Timnas Australia.
Pada 14 Juni 2020 lalu, Australia memainkan pertandingan play-off antarbenua melawan Timnas Peru.
Pemenang pertandingan tersebut berhak mendapatkan jatah satu tiket ke Piala Dunia 2022 Qatar.
Pada akhirnya, Tim Negeri Kangguru berhasil memenangi pertandingan lewat babak adu penalti.
Pertandingan harus dilanjutkan ke babak adu penalti setelah kedua tim gagal mencetak gol dalam 120 menit.
Menjelang berakhirnya babak perpanjangan waktu, kiper cadangan Australia Andrew Redmayne dimasukkan oleh pelatih.
Redmayne ditugaskan untuk mengawal gawang Australia khusus untuk babak adu penalti alias tos-tosan.
Menariknya, Redmayne menjadi pusat perhatian saat penendang keenam Peru, Alex Valera, akan mengeksekusi penalti.
Ia tampak terus-menerus melompat-lompat bahkan menari untuk menganggu konsentrasi pemain Peru.
Usaha Redmayne tersebut berbuah hasil lantaran ia akhirnya menepis sepakan penalti Valera.
Tepisan Redmayne tersebut sekaligus memastikan kemenangan Australia atas Peru.
Setelah pertandingan berakhir, para penggemar memberi Redmayne julukan "penjaga gawang yang menari".
Aksi menari Redmayne di bawah mistar gawang kemudian dinilai oleh FIFA sebagai tindakan provokatif terhadap lawan.
Baca Juga: Dua Jempol buat Shin Tae-yong, tapi Bisakah Lebih Baik dari Ivan Kolev di Piala Asia?
Berkaca dari itu, FIFA kemudian segera membuat aturan baru agar kejadian serupa tidak terulang.
Dilansir SuperBall.id dari Mundo Deportivo, FIFA telah melarang penjaga gawang melompat atau menari dalam situasi penalti.
Peraturan ini dimaksudkan untuk mencegah kiper melakukan tindakan provokatif yang mengganggu lawan.
Adapun peraturan tersebut baru akan mulai diberlakukan pada 1 Juli 2022.
Presiden komite wasit FIFA Pierluigi Collina mengumumkan bahwa penjaga gawang harus berdiri dengan kedua kaki di garis.
Saat tendangan dilakukan, penjaga gawang dapat meletakkan satu kaki di belakang garis.
Aksi tarian kiper saat adu penalti sejatinya bukan sesuatu yang jarang terjadi.
Pada final Liga Champions 2005, kiper Liverpool Jerzy Dudek juga melakukan hal yang sama dengan Redmayne dalam adu penalti melawan AC Milan.
Ujung-ujungnya, kiper asal Polandia itu membantu Liverpool meraih gelar juara setelah sukses memblok tembakan Shevchenko.
Perubahan lain yang akan berlaku mulai 1 Juli adalah pergantian hingga lima pemain berlaku tanpa batas waktu di semua kompetisi.