Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Piala AFF 2022 akan menjadi ajang penghakiman bagi Alexandre Polking sebagai pelatih Timnas Thailand dan Somyot Poompanmoung selaku Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FAT).
Saat ini sepak bola Thailand sedang berada di masa-masa kelamnya.
Padahal tim berjuluk Gajah Perang tersebut baru saja menjuarai Piala AFF 2020 pada 1 Januari 2022.
Akan tetapi, di tahun 2022 ini Thailand mengalami penurunan.
Yang terbaru, Thailand tak mampu tampil maksimal dalam Piala Raja atau King's Cup di kandang sendiri.
Dalam agenda FIFA Matchday itu, Thailand mengundang tiga tim untuk mengikuti turnamen ini.
Ketiga tim tersebut adalah Malaysia, Tajikistan, serta Trinidad dan Tobago.
Berstatus sebagai tim penyelenggara dan tuan rumah, Thailand menargetkan juara di turnamen mini ini.
Sayangnya, nasib berkata lain, Thailand kandas di laga perdana atau semifinal melawan Malaysia dengan skor 3-5 melalui drama adu penalti.
Kekalahan itu membuat Thailand tak mampu melaju ke final Piala Raja 2022 dan harus puas berebut tempat ketiga dengan Trinidad dan Tobago.
Hasil ini pula yang menyulut amarah dari para penggemar Thailand.
Mereka menuntut Alexandre Polking untuk mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala Timnas Thailand.
Tuntutan yang mengarah ke Polking juga datang dari mantan Direktur Teknik FAT, Witthaya Laohakul.
Witthaya menjelaskan bahwa hasil buruk yang diterima Thailand dalam ajang Piala Raja itu tak lepas dari kinerja buruk sang pelatih.
"Polking mengambil tanggung jawab utama untuk kinerja di Piala Raja 2022."
"Kita dapat dengan mudah melihat bahwa para pemain berkinerja buruk karena pelatih belum menyiapkannya dengan baik," ucap Witthaya, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Zing News.
Witthaya juga menilai bahwa Polking tak memiliki ketegasan sebagai seorang pelatih.
Hal itu membuat para pemain Thailand terlampau nyaman dan enggan mengeluarkan kemampuan yang sesunggguhnya.
“Dia (Polking) kurang disiplin dan tidak memiliki ketelitian tertentu dalam proses pembinaan tim.”
“Saya merasa para pemain Thailand terlalu nyaman di bawah pelatih ini. Itu saja, mereka bermain dengan minim usaha," tambah Witthaya.
Akan tetapi, Polking tak sendirian menghadapi tekanan atas penampilan buruk Thailand kali ini.
Presiden FAT, Somyot Poompanmoung juga merasakan hal yang sama.
Baca Juga: Pakar Vietnam Ungkap Cara Redam Kekuatan dan Tekad Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Selama enam tahun menjabat, Somyot dinilai gagal membawa sepak bola negeri Gajah Putih itu ke arah yang lebih baik.
Pengembangan sepak bola yang diusung oleh Somyot dinilai gagal.
Penilaian itu datang dari salah satu mantan pemain Thailand, Piyapong Pue-on.
Dengan kondisi seperti ini, nasib Somyot Poompanmoung dan Alexandre Polking akan ditentukan di Piala AFF 2022 mendatang.
Somyot dan Polking diprediksi akan mendapat tekanan lebih besar lagi andai Thailand gagal total di turnamen akbar Asia Tenggara itu.
Timnas Thailand dituntut mempertahankan gelar Piala AFF.
Nah, salah satu ancaman utama untuk itu pasti datang dari Timnas Indonesia.
Indonesia berada di Grup A Piala AFF 2022 bersama Thailand, Kamboja, Filipina, dan Timor Leste atau Brunei Darussalam.
Jika di fase grup saja Thailand sudah kalah dari Indonesia, maka ancaman bisa kembail juara akan menguat.
Jadi, nasib Polking dan Somyot berpotensi besar berada di tangan Timnas Indonesia.
"Saya tidak akan terkejut jika Polking dipecat pada akhir tahun ini jika Thailand gagal mempertahankan gelar Piala AFF," tegas Witthaya Laohakul.