Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Diego Maradona tentu akan dikenang sebagai bintang terbesar di Piala Dunia 1986 karena berbagai alasan.
Salah satunya karena torehan lima golnya sepanjang turnamen, hanya satu gol di belakang top skor Gary Lineker.
Berbeda dengan sang legenda, Burruchaga adalah salah satu dari mereka yang sering dianggap kurang bersinar.
Berdiri di samping Maradona membuat Burruchaga tidak ubahnya bayangan yang sinarnya tertutup oleh sang bintang.
Baca Juga: Piala Dunia - FIFA Umumkan 2,9 Juta Tiket Terjual, Ini 10 Negara dengan Pembeli Terbanyak
Akan tetapi, ia justru menunjukkan sinarnya di saat yang tepat ketika Argentina membutuhkan gol untuk gelar juara.
Burruchaga mengambil peran sebagai aktor pendukung terbaik untuk pertunjukan megabintang Maradona.
Diposisikan di tengah lini tengah, ia adalah pemain yang paling memahami Maradona yang amat lincah.
Namun, semua mata tertuju kepadanya setelah 84 menit pertandingan di Estadio Azteca di Mexico City pada 29 Juni 1986.
Itu adalah pertandingan final Piala Dunia 1986 yang mempertemukan Timnas Argentina dan Timnas Jerman Barat.
Pelatih Argentina Carlos Bilardo telah memprediksi Jerman akan mengerahkan Lothar Matthaeus untuk mengawal Maradona.
Jika skenario itu terjadi, dan akhirnya memang terjadi, Bilardo telah menekankan Burruchaga untuk menguasai lini tengah.
Tepat di pertengahan babak pertama, Argentina mencetak gol dengan Burruchaga terlibat erat di dalamnya.
Tendangan bebasnya mengarah ke kotak penalti dan menemukan bek Jose Luis Brown, yang menyundul bola ke gawang.
Baca Juga: Piala Dunia - Berhasil Jadi Pemenang Ballon d'Or, Karim Benzema Sudah Dinanti Kutukan ini di Qatar
Babak kedua dibuka dengan sangat baik dan dalam waktu 10 menit Argentina menggandakan keunggulan mereka.
Dua gol jelas membuat trofi Piala Dunia sepertinya akan jatuh ke tangan La Albiceleste.
Ketika beberapa orang menganggap pertandingan sudah selesai, pikiran Burruchaga justru masih ragu.
“Kami menyelesaikan babak pertama 1-0 dan mencetak gol lagi di babak kedua. Dan saat itulah segalanya mulai kacau,” ucapnya.
Benar saja, Jerman menyamakan kedudukan dengan dua gol yang hanya terpaut enam menit melalui Karl-Heinz Rummenigge dan Rudi Voller.
“Kerumunan Meksiko sangat mempengaruhi kami. Itu menyakiti kami. Mereka bahkan merayakan gol Jerman," kata Burruchaga.
Namun, Argentina akhirnya tampil sebagai juara setelah Burruchaga mencetak gol penentu pada menit ke-84 usai menerima umpan Maradona.
“Bagi kami, kesadaran itu mungkin datang ketika kami kembali ke Argentina dan melihat semua orang."
"Itu benar-benar mengesankan, bukan hanya trofi, tetapi bisa mengatakan bahwa kami adalah juara dunia,” kenang Burruchaga.
Baca Juga: Usai Tragedi Kanjuruhan, FIFA Ingin Piala Dunia U-20 2023 Jadi Ajang Pembuktian Indonesia