Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Kericuhan antarsuporter kembali terjadi dalam sebuah laga Liga 1 2022-2023 pekan ke-32.
Pada pekan tersebut, Persib Bandung bertanding menghadapi Persis Solo.
Laga itu dimainkan di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (4/4/2023) malam WIB.
Sebenarnya kedua tim sama-sama mendapat keuntungan di laga tersebut.
Pasalnya pihak keamanan mempersilakan para suporter hadir secara langsung ke stadion.
Bobotoh yang merupakan penggemar Persib Bandung dan Pasoepati perwakilan Persis Solo turut hadir dalam laga tersebut.
Awalnya, laga sengit ini berjalan baik-baik saja hingga turun minum.
Laskar Sambernyawa awalnya mampu unggul lebih dulu pada menit ke-26.
Tendangan bebas Jaimerson Xavier berhasil menghujam gawang Teja Paku Alam.
Di menit ke-45+4, giliran David da Silva yang membuka keran gol Persib melalui titik putih.
Memasuki babak kedua, Maung Bandung langsung mengambil alih jalannya pertandingan.
Da Silva kembali menghujam gawang Gianluca Pandeynuwu pada menit ke-63 dan membuat Persib unggul 2-1 atas Persis.
Sayangnya, pada menit ke-77 wasit pemimpin pertandingan harus menghentikan laga beberapa menit.
Pasalnya ada kericuhan antarsuporter di sisi tribune stadion.
Setelah laga dilanjutkan, Frets Butuan mengakhiri pesta Pangeran Biru pada menit ke-80 dan menang atas Persis dengan skor 3-1.
Baca Juga: Dikalahkan Persija Jakarta, Persib Bandung Akan Lampiaskan Kekecewaan pada Persis Solo
Usai laga, Teddy Tjahjono selaku direktur PT Persib Bandung Bermartabat mengomentari aksi ricuh yang terjadi di Pakansari.
Teddy menjelaskan bahwa Persib sama sekali tak mentoleransi aksi kurang terpuji para suporter.
Sebab tim asal Jawa Barat tersebut selalu menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan fair play dalam pertandingan.
"Persib sama sekali tidak mentolerir tindakan kekerasan atau anarkis yang dilakukan oleh oknum suporter," ucap Teddy, dikutip dari laman resmi klub.
"Persib selalu menjunjung tinggi sportivitas, baik di dalam maupun luar lapangan."
"Untuk menciptakan iklim sepak bola yang damai, aman dan nyaman."
"Dengan begitu, sepak bola bisa dinikmati oleh semua kalangan," tandasnya.
Ia pun menyesali kejadian yang terjadi di Stadion Pakansari tersebut.
Teddy juga merasa heran mengapa aksi-aksi tak terpuji tersebut masih terjadi di sepak bola Indonesia.
Padahal, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan nyawa belum lama terjadi.
Oleh sebab itu, ia merasa para suporter tak pernah belajar dari kesalahan yang sudah-sudah.
Ia pun menjelaskan bahwa sepak bola Indonesia masih belum bisa menuju ke arah yang benar andai kejadian seperti ini masih terulang.
"Kami tentunya mengutuk keras tingkah laku anarkisme yang dilakukan oleh oknum suporter."
"Mereka tidak pernah belajar dan mau sampai kapan bisa berubah kalau mentalitasnya tidak memiliki jiwa sportivitas seperti ini," pungkasnya.