Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Timnas U-22 Indonesia tidak lama lagi akan berlaga di SEA Games 2023 yang berlangsung di Kamboja mulai 29 April mendatang.
Pada ajang tersebut, skuad Garuda Muda tergabung di Grup A bersama Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste.
Timnas U-22 Indonesia bakal memulai kiprah di ajang tersebut dengan melawan Filipina pada 29 April.
Setelahnya, tim asuhan Indra Sjafri itu bakal bersua Myanmar (4 Mei), Timor Leste (7 Mei), dan Kamboja (10 Mei).
Baca Juga: Wonderkid Malaysia Absen di SEA Games 2023, Kabar Baik untuk Vietnam dan Thailand
Seluruh pertandingan di Grup A bakal berlangsung di Stadion Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengenal lebih jauh perihal stadion berkapasitas 50.000 penonton itu.
Terlepas dari namanya, stadion yang dibuka pada 1964 ini tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade.
Stadion ini awalnya dibangun untuk menjadi tuan rumah pertandingan Semenanjung Asia Tenggara 1963.
Pertandingan akhirnya digelar di Indonesia dan stadion ini baru diresmikan setahun setelahnya.
Akan tetapi, pertandingan tersebut dibatalkan karena masalah politik di Kamboja.
Stadion Olimpiade didesain oleh arsitek asal Kamboja Vann Molyvann, salah satu arsitek paling kondang di Kamboja.
Menjadi Arsitek Kamboja di usia 30 tahun pada tahun 1957, Stadion Olimpiade menjadi salah satu mahakarya Vann Molyvann.
Ketika arsitek Kanada William Greaves berjalan melewati stadion untuk pertama kalinya‚ ia tampak sangat terkesan.
“Saya tidak datang ke Phnom Penh untuk mengharapkan‚ arsitektur canggih seperti ini‚” katanya kepada Uncube.
Baca Juga: Legenda Merasa Timnas U-22 Indonesia Kurang Greget, Ini Saran untuk Indra Sjafri
Pada tahun 1966, stadion ini menjadi tuan rumah permainan GANEFO yang diadakan dari tanggal 25 November hingga 6 Desember.
Selama bertahun-tahun, stadion ini juga digunakan sebagai tuan rumah bagi para tamu kehormatan dan banyak acara kenegaraan.
Selain itu, stadion ini juga menjadi kandang bagi tim atletik nasional Kamboja selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2000, kompleks stadion dibangun kembali oleh perusahaan asal Taiwan, Grup Yuanta.
Mereka memperbarui stadion dan juga membangun kembali sebagian kompleks menjadi kondominium dan properti komersial.
Bagian yang paling menonjol pada Stadion Olimpiade adalah tribune utama, yang merupakan elemen paling khas dan multifungsi.
Struktur beton bertulang dengan atap dekoratif disatukan dengan aula dalam ruangan nasional yang dapat menampung sekitar 8.000 orang.
Sementara lapangan Stadion Olimpiade mengalami perubahan mendasar pada 2015 lalu.
Jika dulunya lapangan memakai rumput asli, sekarang sudah berganti dengan rumput artifisial atau buatan.
Stadion Olimpiade pernah menjadi saksi sejarah saat Timnas U-22 Indonesia menjuarai Piala AFF U-22 2019.
Baca Juga: Thailand Bawa Kabar Baik bagi Vietnam dan Malaysia Jelang SEA Games 2023