Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih Timnas U-23 China angkat bicara soal keputusannya menggunakan taktik super langka di Piala Asia U-23 2024.
China mengawali turnamen Piala Asia U-23 2024 dengan hasil yang mengecewakan.
Bermain menghadapi Jepang di Stadion Jassim Bin Hamad, Al Rayyan, Selasa (16/4/2024), skuad besutan Cheng Yaodong takluk dengan skor tipis 0-1.
Satu-satunya gol kemenangan Jepang dicetak oleh gelandang Kuryu Matsuki ketika laga baru berjalan delapan menit.
Angin segar sejatinya dimiliki oleh China ketika bek Jepang Ryuya Nishio diganjar kartu merah langsung oleh wasit pada menit ke-17.
Namun sayangnya, keunggulan jumlah pemain tak berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh China.
Bahkan sebagai salah satu upaya mencetak gol balasan, Cheng Yaodong menerapkan strategi yang jarang terjadi dalam dunia sepak bola.
Baca Juga: Kalah Lawan 10 Pemain Jepang, Pelatih China Lakukan Strategi Sangat Aneh di Piala Asia U-23 2024
Pelatih berusia 56 tahun tersebut memainkan kiper cadangan yakni Yu Jinyong untuk menggantikan gelandang Duan Dezhi pada menit ke-88.
Yu Jinyong yang memiliki postur tubuh mencapai 200 cm itu sengaja ditempatkan sebagai striker.
Meski demikian, China tetap tak mampu menyamakan kedudukan menghadapi 10 pemain Jepang.
Selepas pertandingan, Cheng Yaodong lalu mengungkapkan alasan dirinya menggunakan taktik super langka tersebut.
"Yu Jinyong adalah seorang penjaga gawang tetapi tingginya lebih dari 2 meter dan memiliki dasar teknis yang sangat baik untuk bermain sepak bola," ujar Cheng Yaodong sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Thethao247.vn.
"Selain itu, Yinyong memiliki kemampuan memukul atau menendang bola dengan baik dan kuat."
"Sebenarnya, ide ini sudah saya miliki sejak awal saat mempersiapkan pertandingan."
"Ia bisa dimanfaatkan untuk ikut menyerang di beberapa menit terakhir."
"Secara kebetulan, opsi ini bisa digunakan pada pertandingan hari ini, jadi saya mengganti Duan Dezhi dengan kiper Yu Jinyong."
"Soal kinerja aktual, baru bisa dikatakan setengah tercapai."
"Dia mendapat beberapa peluang dalam waktu singkat, tapi Jinyong bukanlah striker sejati."
Lebih lanjut, Cheng Yaodong menjelaskan mengapa timnya gagal memetik kemenangan menghadapi 10 pemain Jepang.
"Laga berlangsung cukup menegangkan," ungkapnya.
"Tentu saja keseruannya berbanding terbalik dari segi kekuatan karena lawan meski hanya 10 orang masih sangat kuat."
"Dalam situasi itu, kami menciptakan sejumlah peluang namun tidak mengubahnya menjadi gol."
"Saya puas dengan performa para pemain dan harus diakui meski lawan bermain dengan 10 orang, mereka tetap sangat kuat."
"Karena berbagai faktor, kami tidak mendapatkan hasil terbaik."
"Untuk laga selanjutnya, Jepang dan Korea sama-sama menjadi tim unggulan."
"Saya berharap para pemain terus menerapkan strategi yang mereka miliki untuk menghadapi lawannya di pertandingan berikutnya dalam keadaan yang lebih baik."