Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Hanya ada satu cara bagi Manchester United untuk menyelamatkan atau setidaknya menutupi performa buruk mereka musim ini.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Liga Inggris, Man United kalah 13 pertandingan dalam satu musim.
Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah ketika Man United harus bertemu Arsenal dan Newcastle United dalam 10 hari ke depan.
Man United saat ini berada di peringkat ke-8 dengan selisih gol minus 3 (mencetak 52 gol, kebobolan 55 kali).
Baca Juga: Berharap Jumpa di Final, Ivar Jenner dan Eks Man United Ditakdirkan Bertemu di Perebutan Tempat Ke-3
Jika Man United mengakhiri musim lebih rendah dari peringkat 7, maka itu akan menjadi performa terburuk mereka di era Liga Inggris.
Semua statistik menunjukkan skuad besutan Erik ten Hag itu telah mencapai titik terendah.
Setan Merah kemungkinan besar akan mengalami musim terburuk dalam sejarah klub, sejak Liga Inggris lahir.
Meski begitu, ada satu cara bagi klub yang bermarkas di Stadion Old Trafford itu untuk menyelamatkan musim mereka.
Cara satu-satunya yang dimaksud adalah memenangi trofi Piala FA musim ini.
Selain menambah koleksi trofi, memenangi Piala FA musim ini akan membantu Man United langsung melaju ke Liga Europa musim depan.
Namun, Jamie O'Hara, mantan pemain Inggris, mengaku ragu Man United bisa memenangi Piala FA.
Terlebih lawan yang bakal mereka hadapi di laga final pada 25 Mei mendatang adalah Manchester City.
"Man United tidak akan memenangkannya (Piala FA) dengan Ten Hag, lupakan saja. Sudah selesai," kata O'Hara, dikutip SuperBall.id dari talkSport.com.
Baca Juga: Eks Rekan Setim Legenda Man United Jadi Pelatih Baru Timnas Vietnam Gantikan Philippe Troussier
O'Hara juga menyarankan Man United untuk menggantikan pelatihnya sebelum final Piala FA.
Hal ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Tottenham Hotspur ketika memecat Jose Mourinho sebelum final Piala Liga Inggris 2021.
Meski solusi mengejutkan Daniel Levy saat itu tidak berhasil, bos Tottenham punya alasan untuk melakukan itu.
Dalam sejarah sepak bola dunia, tidak jarang ada pelatih interim yang menyelamatkan musim untuk klub induknya.
Chelsea dengan kesuksesannya bersama Guus Hiddink atau Roberto Di Matteo adalah dua contoh konkretnya.
Pun demikian dengan Hansi Flick yang membantu Bayern Muenchen meraih Liga Champions setelah menggantikan Niko Kovac.
Jelas, situasi Man United saat ini berbeda dengan Bayern Muenchen atau Chelsea di masa lalu.
Namun, pelatih baru bisa menjadi stimulan mental yang efektif bagi bintang-bintang Man United yang kelelahan di sisa musim.
Saat itu, mereka mungkin bisa menciptakan keajaiban melawan Man City.