Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Goncalo Gregorio memiliki rasa hormat yang besar terhadap pelatih anyar Manchester United Ruben Amorim meski sudah lama tidak berhubungan.
Mudah untuk dipahami mengapa hal itu terjadi jika menelisik hubungan keduanya di klub Casa Pia, yang kala itu bermain di divisi ketiga Portugal.
Pada musim 2017/2018, Goncalo Gregorio terjebak dalam performa buruk dengan hanya mencetak lima gol.
Kepercayaan dirinya berada pada titik terendah setelah serangkaian penampilan yang menuai kritik dari para penggemar.
Baca Juga: Jelang Debut di Man United, Ruben Amorim Pastikan Setan Merah Tampil dengan Gaya Baru
Hingga suatu ketika sosok karismatik bernama Ruben Amorim berjalan melewati pintu-pintu tua tempat latihan Casa Pia.
Setelah menerima kontrak dengan gaji kurang dari setengah upah minimum, Amorim mulai bekerja untuk meningkatkan setiap aspek klub.
Salah satu tuntutan pertamanya adalah menjadwalkan ulang latihan dari pukul 7 malam menjadi latihan pagi.
Ia juga bersikeras agar rumput dipotong dan disiram secara teratur untuk mendorong gaya permainan yang cepat.
"Ia sangat menuntut," kata Gregorio sambil tersenyum saat mengenang masa-masa itu kepada SportBible.
"Ruben menginginkan kondisi terbaik bagi kami untuk mempersiapkan diri, entah itu mengatur mandi es atau melakukan lebih banyak latihan di pusat kebugaran untuk mencegah cedera."
"Ia memperkenalkan tes fisik yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Ia melakukan banyak hal."
"Para direktur dan orang lain di posisi yang lebih tinggi tidak ingin mengubah hal-hal ini karena proses lain telah diterapkan sejak lama, tetapi dia menentangnya. Dia pikir itu penting."
"Kami ingin memberikan segalanya untuknya. Ia begitu bergairah dengan pekerjaan dan sepak bola itu sendiri. Anda hanya ingin membalas budi," tambahnya.
Meski demikian, masa jabatan Amorim dimulai dengan bencana.
Bahkan, setelah Casa Pia menderita kekalahan dalam dua pertandingan pembuka musim, Amorim mengatakan kepada direktur olahraga Carlos Pires bahwa ia akan mengundurkan diri jika mereka kalah pada minggu berikutnya.
Untungnya, Casa Pia mencatat kemenangan 4-0 atas Pinhalnovense saat Goncalo Gregorio mencetak tiga gol.
Amorim bereksperimen dengan formasi 3-4-3 yang sudah sangat dikenal di Braga dan Sporting CP dalam beberapa tahun terakhir.
Delapan pertandingan tak terkalahkan pun terjadi, sebagian berkat Gregorio yang tak henti-hentinya mencetak gol.
"Saya merasa sangat percaya diri bermain di bawah asuhannya," kata pemain berusia 29 tahun itu.
"Semangatnya untuk bekerja setiap hari dengan senyum menular."
"Sepak bola bisa menjadi profesi yang melelahkan, dan terkadang seorang pemain tidak ingin berlatih atau bergerak."
"Dia tidak akan melakukan itu. Kami semua ingin bangkit dan memberikan segalanya untuknya. Dia menciptakan sebuah keluarga."
Ketika ditanya siapa di antara rekan setimnya yang paling berkembang di bawah asuhan Amorim, penyerang kelahiran Lisbon itu menyeringai.
"Sejujurnya, seluruh tim, tetapi contoh utamanya adalah saya."
"Saya mencetak lima gol di musim sebelumnya dan mencetak 25 gol dalam beberapa bulan."
"Saya berkembang pesat dalam sistem 3-4-3 miliknya."
"Penyerang harus fokus bermain di antara garis, tetapi saya didukung oleh pemain sayap dan bek sayap."
"Kami selalu punya solusi, dalam situasi apa pun."
"Salah satu hal terbaik tentang Ruben adalah cara dia mengeluarkan kemampuan terbaik dari setiap pemain."
"Baik Anda di akademi atau pemain reguler di tim utama, dia akan memperlakukan Anda sama," kata Gregorio, yang sekarang bermain untuk klub Liga Armenia FC Noah.