Kala itu Djanur, sapaan Djadjang Nurdjaman adalah asisten pelatih Rahmad Darmawan.
Pada musim perdananya bersama Pelita Jaya, Dedi Kusnandar berhasil merengkuh gelar juara ISL U-21 dan runner up pada musim berikutnya.
Pada 2012, Dedi Kusnandar berlabuh di Arema Cronus mengikuti jejak sang arsitek, Rahmad Darmawan.
Bersama Arema Cronus, Dedi Kusnandar hanya bertahan satu musim sebelum akhirnya pindah ke Persebaya Surabaya.
Berkat penampilan impresifnya bersama Persebaya, Dedi Kusnandar mulai dilirik Persib Bandung yang kala itu dilatih Djadjang Nurdjaman.
Reuni kedua terealisasi pada musim 2015 hingga merasakan gelar juara Piala Presiden 2015.
(Baca Juga: Persija Jakarta Dipastikan Tampil di AFC Cup 2018)
Usai menjadi kampiun bersama Maung Bandung, Dedi memilih hengkang ke Sabah FA pada 2016. Kepindahan Dedi saat itu lantaran Indonesia tengah terkena sanksi FIFA, akibat perseteruan PSSI dan Kemenpora.
Satu musim bersama Sabah FA, setelah Indonesia lepas dari sanksi FIFA, Dedi Kusnandar memutuskan pulang ke Tanah Air dan kembali berseragam Persib Bandung.
Di Persib Bandung, Dedi mampu bersaing berebut tempat tim inti bersama gelandang top di lini tengah Persib seperti Hariono, Kim Jeffrey Kurniawan, Raphael Maitimo, hingga mantan bintang Chelsea Michael Essien.
Selama Liga 1 bergulir, Dedi termasuk pemain yang sering diturunkan.
Dari 34 laga yang dilakoni Maung Bandung, Dedi tercatat sudah 24 kali dipercaya tampil membela Pangeran Biru.
Editor | : | Andi Ernanda |
Sumber | : | jabar.tribunnews.com |
Komentar