Pemain-pemain asing yang bermain di Liga Indonesia selalu diberikan ekspektasi tinggi oleh klub yang mengontrak mereka.
Hal itu wajar terjadi karena pemain asing dibayar lebih tinggi dibandingkan pemain lokal.
Klub rela membayar lebih mahal seorang pemain asing dengan harapan mampu memberikan ilmu kepada pemain lokal atas pengalaman dan teknik bermain yang dianggap lebih baik.
Kenyataannya, tak semua pemain asing mampu memenuhi ekspektasi sebuah klub atas penampilan mengecewakan yang mereka tampilkan.
SuperBall.id mencoba merangkum pemain asing yang tampil tak sesuai harapan:
1. Tijani Belaid (Sriwijaya FC)
Pemain asal Tunisia ini didaftarkan sebagai marquee player oleh Sriwijaya Fc karena pernah tercatat sebagai pemai Inter Milan pada musim 2005/06 dan 2006/07..
Tijani Belaid hanya mencatat 26 penampilan dan cuma mampu menyumbang 5 gol sepanjang gelaran kompetisi.
Meski begitu, Belaid masih bisa membanggakan soal torehan assist yang dibuatnya.
Pemain berusia 30 tahun itu mencatat 10 umpan yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh rekan-rekannya.
Torehan itu membuat namanya masuk dalam 3 besar penyumbang assist terbanyak di bawah Boaz Solossa (14) dan Slamet Nurcahyo (11).
Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya memutuskan tak memperpanjang kontraknya yang habis usai gelaran Liga 1.
2. Elio Bruno Martins (PS TNI)
PS TNI menaruh harapan besar pada diri Elio Bruno Martins yang baru didatangkan setelah klub itu sudah menjalani 2 laga awal Liga 1 2017.
Pemain berusia 32 tahun itu didaftarkan sebagai marquee player karena pernah bermain di beberapa klub kasta tertinggi Liga Portugal.
Elio sempat tampil menjanjikan dengan mencetak gol pertamanya pada laga debut melawan Bhayangkara FC pada pekan ke-3 Liga 1.
Setelah itu, Elio tampil angin-anginan dan posisinya sempat direbut oleh penyerang lokal Sansan Fauzi Husaeni.
Sampai akhir musim, pemain berpaspor Portugal itu hanya tampil 21 kali dan menyumbang 11 gol.
3. Ivan Carlos (Persela Lamongan)
Pemain asal Brasil ini sempat tampil menjanjikan dengan mencetak 6 gol dari 8 laga perdananya bersama Persela.
Keadaan mulai memburuk setelah Ivan Carlos mendapat cedera parah saat Persela kalah 2-3 dari tamunya Mitra Kukar, pada pekan ke-21 Liga 1.
Dia divonis cedera retak tulang kaki yang membuatnya divonis hingga 2 bulan.
Dia baru bisa bermain lagi pada laga pekan ke-29 melawan Semen Padang setelah absen hampir selama 2 bulan.
Kesempatannya untuk tampil berkurang drastis sehingga hanya mencatat 14 turun ke lapangan sepanjang musim.
Sampai akhir musim, dia juga hanya mampu mencetak 2 gol tambahan untuk menggenapi perolehan totalnya menjadi 8 gol.
4. Didier Zokora (Semen Padang)
Semen Padang sempat menghentak dengan merekrut mantan pemain Liga Inggris, Didier Zokora.
Didier Zokora bukan pemain sembarangan dengan pengalamannya selama 3 musim memperkuat Tottenham Hotspur dan 2 musim membela klub elit Spanyol, Sevilla.
Seiring berjalannya kompetisi, penampilan Zokora tak bisa dibilang bagus atas pengalaman dan statusnya sebagai marquee player.
Semen Padang akhirnya memutus kontrak pemain kelahiran 1980 itu pada saat kompetisi baru berjalan setengah musim.
Selain tak sesuai harapan, Semen Padang juga beralasan bahwa mereka mengalami kesulitan finansial.
5. Marcel Sacramento (Semen Padang)
Berbekal sumbangan 21 gol Marcel Sacramento pada gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, Semen Padang percaya diri memperpanjang kontrak Marcel Sacramento.
Pemain asal Brasil itu mampu mencetak gom pertamanya pada pekan pertama Liga 1 ke gawang Sriwijaya FC.
Sayangnya, dia mandul di 6 laga selanjutnya tanpa menyumbang 1 gol pun.
Nasib sial dialaminya usai dihukum larangan bertanding sebanyak 6 laga akibat aksinya terhadap wasit pada pekan ke-7 Liga 1.
Sampai akhir musim, Sacramento hanya mampu mencetak 6 gol dari 25 kali penampilannya bersama Kabau Sirah.
6. Marlon Da Silva (Persiba Balikpapan)
Marlon Da Silva juga mengalami nasib yang serupa dengan rekan senegaranya, Marcel Sacramento.
Sempat diprediksi akan menjadi mesin gol, Marlon tampil melempem bersama Persiba Balikpapan.
Hanya 7 gol yang berhasil dicetak pemain berusia 27 tahun itu dari 25 kali penampilannya.
Pada gelaran ISC, Marlon adalah salah satu bomber tersubur dengan sumbangan 16 golnya untuk Mitra Kukar.
7. Juan Pablo Pino (Arema FC)
Pemain asal Kolombia ini direkrut dengan ekspektasi besar oleh Arema FC.
Pino punya catatan mentereng sebagai seorang pemain karena pernah memperkuat AS Monaco selama 3 musim dan bermain untuk klub papan atas Turki, Galatasaray.
Gol perdananya baru tercipta pada pekan ke-21 saat Arema menang 2-1 atas tuan rumah Barito Putera.
Pemain berstatus marquee player itu hanya mencatat 3 gol dari 19 total aksinya bersama Singo Edan.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | superball.id |
Komentar