Setelahnya, satu suporter lain mendorong Alfon dan menantang duel.
“Dalam situasi itu, suporter masuk lapangan sudah melanggar aturan, saya memanggil temen-temen untuk mundur, saya sendiri untuk mundur sudah tidak bisa, karena dia (oknum suporter) sudah semakin dekat, dia ngeluarin kata-kata kotor dan buang uang,” terangnya pada Surya (TribunJatim.com Network), Senin (8/10/2018).
Ditambahkan Alfon, dalam situasi itu dirinya meminta pada dua oknum suporter tersebut untuk keluar dari lapangan agar tidak mengganggu latihan tim.
“Saya coba tunjuk pintu keluar, saya bilang untuk mereka keluar, tapi setelah saya balik lihat dia, tangan saya sudah dipukul, Setelah itu mereka maki-maki saya, saya gak balas, saya diam,” tambah pemain 29 tahun tersebut.
Alfon menduga salah satu oknum yang menantang duel dirinya tersebut dalam kondisi mabuk, karena tercium sedikit bau alkohol.
“Yang mau mukul itu kayaknya sih mabuk. Dia bau alkohol, dia maki-maka saya. Dia pukul saya, saya langsung posisi siap, karena kalo aku diam, dia akan lebih berani lagi,” tutur mantan pemain Bali United tersebut.
Alfon menegaskan, dalam posisi itu dirinya bukan berarti takut meladeni untuk duel, tapi lebih pada mengambil sikap bijaksana.
“Dalam posisi itu bisa saja saya melawan, tapi buat apa. Mundur bukan bararti takut, mengalah bukan berarti kalah, tapi kita berusaha lebih bijaksana saja,” pungkasnya.
Duel tidak terjadi, karena setelahnya petugas keamanan melarai keduanya, sementara Alfon ditarik oleh pemain Persebaya lain untuk mundur tidak meladeni.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Begini Cerita Alfonsius Kelvan, Kiper Persebaya yang Menerima Perlakuan Tak Menyenangkan di Malang, http://jatim.tribunnews.com/2018/10/09/begini-cerita-alfonsius-kelvan-kiper-persebaya-yang-menerima-perlakuan-tak-menyenangkan-di-malang.
Penulis: Khairul Amin
Editor: Dwi Prastika
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar