Sementara tiga pemain tipe gelandang lain adalah Misbakhus Solikin, Rendi Irwan, dan Fandi Eko Utomo.
Menurunkan enam tipe pemain gelandang sekaligus, diakui Djanur cukup efektif. Keputusan itu diambil, juga setelah mempelajari kondisi dan karakter permainan dari Persib.
“Ini memang bagian dari strategi setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan lawan. Tapi terpenting, ini semua berkat kerja keras semua pemain, mereka bisa menjalankan instruksi dengan baik dan lancar,” tambah Djanur.
Pelatih 53 tahun itu menyebut, selain penerapan stategi, di laga itu semua pemain tampil maksimal dan disiplin.
Utamanya dengan kecepatan pemain-pemain yang diturunkan, strategi memanfaatkan serangan balik bisa maksimal. Terbukti banyak gol tercipta.
“Pemain juga cukup disiplin, sehingga lawan sulit menembus pertahanan kami dari permainan terbuka. Juga memaksimalkan serangan balik. Itu yang kami lakukan, dan Alhamdulillah berhasil,” terangnya.
“Kami gunakan pemain-pemain yang memiliki kecepatan, walaupun memang lawan juga sama, memiliki pemain cepat, Atep dan Febri. Tapi kami sudah hapal itu dan sudah mengantisipasinya,” pungkas Djanur.
Dilaga tersebut Persebaya bermain efektif. Terbukti, dari total 46 persen penguasaan bola, menciptakan delapan tendangan, lima diantaranya mengarah ke gawang lawan.
Berbanding terbalik dengan Persib. Meski penguasaan bola sebesar 54 persen dan ciptakan total 10 tendangan. Hanya tiga yang mengerah ke gawang lawan.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar