PSSI berencana mengundang FIFA untuk menyelesaikan kasus pengaturan skor yang saat ini sedang menjadi isu panas di persepakbolaan Indonesia.
Rencananya, PSSI bersama FIFA akan menggelar pertemuan dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk membahas permasalahan tersebut.
Dilansir dari laman resmi PSSI, federasi sepak bola Indonesia itu berkomitmen tinggi untuk menyelesaikan kasus pengaturan skor.
Apabila ditemukan indikasi di mana hukum sepak bola tidak lagi dapat menjangkau, maka PSSI akan berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia.
PSSI juga menyiapkan tim Ad Hoc untuk bersinergi bersama pihak kepolisian yang sudah membuat Satgas Anti-mafia Bola.
(Baca juga: Berjuang di Liga Champions Asia 2019, Klub Malaysia Ini Rekrut Eks Bek Tengah Timnas U-23 Australia)
(Baca Juga: PS Mojokerto Putra Bakal Lawan Komdis PSSI dan Anggap Keputusan Cacat Hukum)
Sejauh ini belum diketahui siapa saja petugas yang mengisi tim Ad Hoc PSSI.
"Awal Januari 2019, PSSI akan merencanakan pertemuan dengan Kepolisian RI yang juga mengundang FIFA untuk membicarakan langkah strategis," tulis pernyataan PSSI di laman resmi mereka.
"Dan PSSI akan terus memerangi match-fixing atau match manipulation. PSSI pun berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk memberantas praktik-praktik semacam ini."
Kasus adanya isu pengaturan skor di persepakbolaan Indonesia dibuka setelah Manajer Madura FC, Januar Herwanto, mengaku mendapatkan tawaran uang sekitar Rp 100 juta dari salah satu anggota Exco PSSI, Hidayat.
Tawaran itu diduga terjadi sebelum pertandingan antara PSS Sleman melawan Madura FC pada babak penyisihan Grup Wilayah Timur di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 2 Mei 2018.
Mendapatkan tawaran seperti itu, Januar memutuskan berani berbicara di salah satu acara televisi swasta.
Tak lama kemudian, Hidayat memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Exco PSSI.
Selain Januar, ada salah satu narasumber lagi yakni Bambang Suryo yang berbicara tentang masih adanya pengaturan skor di persepakbolaan Indonesia.
Pria yang akrab disapa BS itu menyebut nama Vigit Waluyo sebagai salah satu mafia di persepakbolaan Indonesia.
Bambang Suryo akhirnya dijatuhi larangan berkecimpung di persepakbolaan Indonesia seumur hidup oleh Komdis PSSI.
Hukuman itu bukan karena ia menyebutkan nama Vigit Waluyo, tetapi Bambang Suryo terbukti meminta uang sebesar Rp 100 juta kepada tim PSN Ngada.
Hukuman seumur hidup Bambang Suryo bukan untuk pertama yang dirasakan olehnya.
Sebelumnya, manajer Persekam Metro FC itu sempat dijatuhkan hukuman yang sama pada 2015, namun satu tahun kemudian ketika PSSI dijabat Edy Rahmayadi, Bambang Suryo dibebaskan.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar