SUPERBALL.ID - Setelah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, Timnas Qatar bertekad kembali tampil di turnamen tersebut lewat jalur kualifikasi.
Dengan penambahan jumlah peserta Piala Dunia 2026 menjadi 48 tim, peluang Qatar semakin terbuka lebar.
Pasalnya, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mendapat alokasi delapan tiket otomatis di turnamen tersebut.
Qatar sejatinya cukup diunggulkan untuk meraih salah satu dari delapan tiket yang tersedia untuk wakil Asia.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Rencana Arab Saudi Lolos Bareng Timnas Indonesia
Terutama mengingat status mereka sebagai juara bertahan Piala Asia dua kali berturut-turut.
Qatar menjadi juara Piala Asia 2019 sebelum mempertahankan gelar mereka di kandang sendiri pada 2023.
Namun, langkah Qatar untuk mendapatkan tiket ke putaran final ternyata tidak semulus yang dibayangkan.
Tergabung di Grup A, The Maroons mendapati diri mereka mendekam di posisi keempat dari enam tim.
Di atas kertas, Iran menjadi satu-satunya tim di Grup A yang dianggap lebih baik dari Qatar.
Meski Uzbekistan dan Uni Emirat Arab (UEA) cukup kuat, mereka di atas kertas masih lebih lemah dari Qatar.
Acuan paling mudah adalah peringkat FIFA Qatar yang lebih baik dari dua pesaingnya tersebut.
Sedangkan Kirgistan dan Korea Utara dianggap sebagai tim terlemah di Grup A.
Namun, Qatar justru baru meraih dua kemenangan dalam enam pertandingan mereka di Grup A.
Dengan raihan tujuh poin, mereka terpaut tiga poin dari UEA di posisi ketiga dan enam poin dari Uzbekistan di posisi kedua, tempat terakhir untuk tiket otomatis.
Pada Selasa (19/11/2024), Qatar dipermalukan dengan kekalahan 0-5 dari UEA saat Fabio Lima memborong empat gol.
Sebelumnya, mereka harus menerima kenyataan pahit dengan hasil imbang 2-2 melawan Korea Utara.
Korea Utara bahkan harus bermain dengan sepuluh orang selama lebih dari satu jam usai kapten Jang Kuk-Chol mendapat kartu merah.
Lantas, apa yang menjadi penyebab tim asuhan Marquez Lopez itu tampil melempem di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
Terkait hal ini, ESPN mengungkapkan beberapa hal yang kemungkinan menjadi penyebab terpuruknya Qatar.
Pertama, Qatar hanya berfokus pada situasi saat ini dan mengabaikan keberlanjutan jangka panjang dalam prosesnya.
Ini menjelaskan mengapa para pemain veteran seperti Boualem Khoukhi, Abdulaziz Hatem dan Hassan Al-Haydos terus memainkan peran penting meskipun usia mereka sudah tidak muda.
Kedua, Marquez dinilai belum menemukan sistem terbaiknya setelah mencoba beberapa skema seperti 5-3-2, 4-3-3, dan 4-4-2.
Pelatih asal Spanyol itu melakukan banyak perubahan di Piala Asia, tetapi pada akhirnya formasi 3-4-2-1 yang paling cocok.
Formasi ini memberi Akram Afif, pemain terbaik Asia 2024, kebebasan untuk menjadi sosok kreatif.
Namun, belum ada pemain yang cocok untuk mengambil alih peran gelandang serang lainnya yang ditempati Al-Haydos.
Kehilangan sosok kapten seperti Al-Haydos juga sedikit banyak mempengaruhi suasana tim di ruang ganti.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | ESPN.co.uk |
Komentar