Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Langkah Timnas U-22 Indonesia di ajang SEA Games 2017 untuk mendapatkan medali emas dipastikan terhenti.
Skuad berjuluk Garuda Muda itu ditumbangkan oleh Malaysia dengan skor 0-1 di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia, Sabtu (26/8/2017).
Lantas bagaimanakah nasib Luis Milla sebagai pelatih Timnas U-22?
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, tidak bisa menjabarkan bagaimana nasib Milla apabila Timnas U-22 gagal mendapatkan medali emas di SEA Games 2017.
Pada saat pertemuan dengan awak media yang berlangsung di Kantor PSSI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017), Tisha hanya menjelaskan bahwa untuk membahas nasib Milla itu tidak mudah.
Wanita berparas cantik itu hanya menggambarkan bagaimana cara PSSI untuk mengambil sebuah keputusan terkait status Milla.
"Zaman sekarang pengambilan keputusan itu hanya berdasarkan satu alasan atau unilateral dismissal, saat ini sebenarnya itu tidak bisa dilakukan," kata Tisha beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau saya rasa tidak mungkin seperti itu hanya karena satu alasan," sambung Tisha.
Perlu diketahui juru taktik asal Spanyol itu mendapatkan durasi kontrak dua tahun oleh PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia.
Milla dikontrak dua tahun dengan syarat harus mendapatkan medali emas pada ajang SEA Games 2017.
Namun rupanya pelatih berusia 51 tahun itu gagal mendapatkannya dan hanya tinggal berebut meraih medali perunggu dengan melawan Myanmar pada Selasa (29/8/2017).
Permintaan dari PSSI berbeda dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang berharap Timnas U-22 mendapatkan medali perak.
Alasan pemerintah melihat dari Piala AFF 2016 yang saat itu Timnas Indonesia hanya duduk di peringkat kedua usai ditaklukan Thailand di laga final.
Tak hanya harus mendapatkan medali emas, Milla juga diminta harus menembus empat besar dalam ajang Asian Games 2018.
Milla masih memiliki waktu yang panjang untuk fokus mempersiapkan tim agar target tersebut tercapai.