Tim Futsal Provinsi (Jawa Tengah) berhasil keluar sebagai peringkat ketiga usai mengalahkan Tim Futsal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam ajang FFI Futsal Championship 2017 di GOR Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Minggu (17/9/2017).
Jateng meraih kemenangan dengan skor cukup telak 9-4 atas Sultra.
Sembilan gol Jateng dilesatkan oleh Danang Kurniadi, Ahmad Khoerin, Anton Cahyo, Mulki Mughnty, sepasang gol dari Faisal Rahmad, dan hattrick Muhammad Zakariya.
Sedangkan gol dari Sultra dibukukan oleh Laode Muh Ichram dan hatrick Muh Ansyari.
Selepas pertandingan, pelatih Jateng, Danang, sangat bersyukur dengan kemenangan tersebut.
Menurut Danang, pencapaian menduduki peringkat ketiga sudah menjadi hal yang sangat baik bagi Jateng.
"Alhamdulillah kami bersyukur bisa mencapai peringkat ketiga."
"Persiapan kami juga mepet dalam turnamen ini tapi kami tetap bersyukur karena ini sudah jauh dari harapan," ucap Danang, Minggu (17/9/2017).
Danang juga mengatakan pencapaian terbaik ini dipersembahkan untuk warga Jateng yang sudah mendukung tim daerahnya semaksimal mungkin.
Untuk proyeksi ke depannya, Danang belum tahu tim ini akan seperti apa.
Ia hanya berharap agar Pemerintah Jateng bisa terus mendukung perjalanan tim tersebut.
Sebab, pada 2019 akan ada Pra Pon dan PON Papua di 2020.
"Untuk proyeksi ke depan, kami masih meunggu Asprov Jateng juga karena ini kan ada 10 pemain yang kelahiran tahun 97. Paling gak yang 98 udah menambah jam terbang dan mereka tidak takut dengan level nasional ke depan," ucap Danang.
Danang memberikan saran kepada FFI selaku Federasi Futsal Indonesia terkait ajang turnamen ini.
Menurutnya untuk ke depannya jangan pemain U-23 yang bermain di ajang tersebut.
Danang lebih senang pemain yang bermain di FFI Futsal Championship itu usianya di bawah 20 tahun.
Dengan itu akan datanglah pemain-pemain futsal profesional di Indonesia.
"Sebenarnya sudah bagus tapi cuma ke depannya jangan U-23 karena banyak yang pemain profesional. Kemarin kan sempat ada U-20, jadi lebih baik ke depannya pakai U-17 atau U-19."
"Kalau bisa U-23 tetapi non profesional karena nanti menimbulkan banyaknya pelatih untuk melihat potensi daerah terpencil," tutup Danang.