Denda Ratusan Juta di Liga 1 Dianggap Sia-sia

By Stefanus Aranditio - Minggu, 19 November 2017 | 17:08 WIB
Laga Madura United kontra Persiba Balikpapan pada babak kedua sempat dihentikan karena adanya flare yang mengganggu di Stadion Gelora Bangkalan, Senin (13/06/2016) malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.net)

Liga 1 telah selesai satu minggu lalu dan Bhayangkara FC keluar sebagai sang Juara.

Liga 1 menjadi liga yang sah diakui FIFA setelah PSSI dibekukan beberapa tahun silam.

Liga 1 tahun ini yang dikelola oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menyisakan banyak kontroversi.

Mulai dari pro dan kontra penggunaan jasa wasit asing, penambahan poin Bhayangkara FC, hingga denda ratusan juta rupiah terhadap klub, suporter ataupun panpel.

Hal ini disoroti oleh General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, menilai hal tersebut bisa dibilang sia-sia.

“Sebenarnya, regulasinya sudah bagus. Namun, penerapanya masih sering tidak konsisten.”

(Baca Juga: Dari Seluruh Pemain Senior, Hanya Spasojevic yang Dipertahankan Luis Milla untuh Hadapi Guyana)

“Itu yang banyak menimbulkan kontroversi,” kata Ruddy Widodo.

Ruddy mencontohkan penerapan denda untuk pelanggaran suporter seperti menyalakan cerawat, bom asap, petasan hingga nyanyian rasis.

Denda berupa uang ratusan juta tidak akan menghentikan atau memberikan efek jera kepada suporter.