Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Era naturalisasi kembali mencuat usai beberapa pemain bintang Liga 1 menyatakan diri ingin menjadi WNI.
Namun ini bukan kali pertama demam naturalisasi terjadi di Indonesia.
Sejak 2010, PSSI amat getol menaturalisasi pemain berpaspor asing dengan tujuan memakai jasa mereka di Timnas Indonesia.
Para pemain yang mendapat paspor Indonesia yang digaet tak hanya yang blasteran, memiliki darah Indonesia, namun juga yang yang lama berkiprah di kompetisi Tanah Air.
Namun nyatanya tidak semua pemain itu sukses usai menjadi WNI.
Berikut BolaSport.com merangkum kabar pemain naturalisasi tujuh tahun silam:
Nasib kurang beruntung dialami pemain naturalisasi asal Belanda, Jhonny van Beukering.
Kariernya kian merosot usai tampil bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2012.
Eks pemain Feyenoord, Vitesse, dan Go Ahead Eagles, sempat menganggur selama setahun karena skorsing Komisi Disiplin KNVB.
Ia dijatuhi hukuman dari otoritas tertinggi sepak bola Belanda pada Oktober 2015.
Seperti yang dilansir media Belanda Gelderlander, penyerang yang sempat membela klub Pelita Jaya pada 2011-2012 itu dilarang terlibat dalam aktivitas sepak bola selama satu tahun.
Selain itu, klub yang dibelanya juga dikenai hukuman denda 150 euro.
Tak hanya itu, pada Januari 2014, sang pemain sempat tersandung kasus kriminal karena memiliki 600 pohon ganja yang tertanam di salah satu rumahnya di Arnhem.
Jhonny membantah kalau ia yang menanam tumbuhan yang masuk kategori narkotika tersebut.
"Rumah saya sedang disewakan. Sebagai pemilik rumah, harusnya saya mengecek lebih sering tempat itu."
"Jika saya tahu, tentu akan saya larang. Tapi, Anda tak bisa terus mengawasi segalanya."
"Sekarang saya diringkus sebagai tersangka," ujarnya seperti dikutip dari Voetbalprimeur.
Tonnie digadang-gadang bakal menjadi bintang pada Piala AFF 2012.
Sempat bermain untuk FC Twente pada 2001-2002 menjadi alasan kuat,
Namun nyatanya, Timnas Indonesia tak sukses saat itu.
Sempat membela Barito Putera, Saudara Stefano Lilipaly itu meninggalkan Barito Putera pada 2014.
Ia memutuskan pulang ke Belanda.
Kini ia dikabarkan bermain di Ajax Zaterdag, klub yang berkompetisi di Divisi V Belanda yang disebut sebagai level amatir.
Ruben Wuarbanaran melempem kala berkarier di Indonesia.
Bergabung Pelita Jaya pada musim 2011-2012, pemain kelahiran 15 Agustus 1990 itu dikabarkan tak memiliki kemampuan yang istimewa.
Ruben juga sempat mengikuti seleksi Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2011, namun ia gagal.
Ia pun sempat bergabung Barito Putera namun dicoret karena kualitasnya yang dinilai tak mumpuni.
Sempat menagnggur, pada 2015 ia dikabarkan sempat bermain di Liga Jerman bermana SV Honnepel-Niedermormter.
Divisi 5 itu merupakan level terbawah kompetisi sepak bola Jerman.