Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah didepak PSSI dari kursi kepelatihan timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri, masih banyak diminati klub-klub Liga 1.
Ada dua klub Liga 1 yang dikatakan Indra Sjafri terus menghubunginya.
Akan tetapi, pelatih berusia 54 tahun itu secara tegas menolak tawaran tersebut.
Hal itu dikarenakan mantan pelatih Bali United tersebut ingin fokus mencari pemain-pemain di usia muda untuk Indonesia.
Indra Sjafri akan membantu akademi sepak bola bernama Bintang Timur Atambua.
(Baca Juga: Kurikulum Filanesia di Balik Penunjukan Bima Sakti untuk Timnas U-19)
Bintang Timur Akademi Atambua itu sendiri mencari 500 pemain berusia U-12 sampai U-17 yang difokuskan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya PSSI juga memberikan tugas kepada Indra Sjafri untuk mencari pemain-pemain muda berbakat.
Indra Sjafri diminta untuk membantu PSSI meloloskan timnas Indonesia ke Olimpiade 2024.
"Hari ini saya tolak dua klub Liga 1 dan saya mau konsentrasi membantu usia muda di akademi ini. Saya gak perlu jawab alasan penolakannya dan klubnya juga," kata Indra Sjafri di Jakarta, Rabu (28/11/2017).
Indra Sjafri sejatinya ditunjuk sebagai ketua pencari bakat oleh pendiri Bintang Timur Akademi oleh Ir. Fary Djemy Francis, MMA.
Akademi sepak bola itu dibuat untuk menjalankan program-program pembinaan dengan semboyan membangun harapan di tanah perbatasan.
Indra Sjafri nantinya akan dibantu oleh beberapa pelatih berlisensi lainnya salah satunya Heri Kiswanto yang terakhir melatih Persela Lamongan.
(Baca Juga: Tugas Baru Indra Sjafri Mirip Ryan Giggs di Vietnam, Ini Bedanya)
Selain itu, ada sosom penanggung jawab untuk mencari pemain-pemain muda tersebut.
"Sebenarnya gak ditugasi, ini kan hanya karena pertemanan saja. Nanti juga ada yang bertanggung jawab yakni coach Albertus Dominggus Penturij yang menjadi instruktur pada akademi sepak bola ini. Dia kan profesornya sepak bola usia muda. Jadi kami hadir untuk mendukung saja," kata Indra Sjafri.
Untuk mencari pemain-pemain muda berkualitas, Indra Sjafri mengatakan ada beberapa kesulitannya.
Salah satunya dikatakan Indra Sjafri setiap orang yang ingin membentuk pemain usia muda harus paham dengan proses.
"Untungnya saja Pak Fary ini sabar dalam pembentukan proses. Kalau Pak Fary minta Bintang Timur Akademi ingin menjadi juara Piala Dunia, saya gak sanggup," kata Indra Sjafri.
Indra Sjafri pun sangat apresiasi dengan inisiatif terbitlah Bintang Timur Akademi yang ingin membina sepak bola usia muda dari NTT.
Menurut Indra Sjafri, di NTT banyak pemain muda berbakat yang belum dikelola dengan baik.
"Apalagi ini kan ditingkatkan statusnya yang sebelumnya SSB dan sekarang menjadi akademi. Jadi ini akan mempercepat bibit-bibit pemain NTT agar muncul-muncul lagi Yabes Roni - Yabes Roni lainnya," tutup Indra Sjafri.