Hadiah yang Diterima Juara Piala Presiden 2018 Bakal Lebih Besar dari Sebelumnya

By Mochamad Hary Prasetya - Rabu, 6 Desember 2017 | 21:44 WIB
Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, bersama Steering Comitte Piala Presiden, Maruarar Sirait, dan Dirut PT LIB, Berlinton Siahaan, di Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017) (MOCHAMAD HARY PRASETYA/BOLASPORT.COM)

Marurar juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Edy yang sudah mempercayainya mengelola Piala Presiden 2018 untuk ketiga kalinya.

Pria berusia 44 tahun itu mengakui sudah mendapatkan surat tugas untuk menjadi sterring committee Piala Presiden 2018 dari PSSI.

"Saya bekerja atas penunjukan PSSI dan ini merupakan sebuah amanat bagi saya," kata Maruarar.

Politukus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga menambahkan bahwa ia diminta untuk transparan mengelola Piala Presiden 2018.

Demi mewujudkan itu, Maruarar akan bekerjasama dengan perusahaan audit bernama Price Waterhouse Cooper Indonesia.

Perusahaan tersebut sebelumnya pernah bekerjasama dengan Maruarar dalam mengerjakan Piala Presiden 2015 dan 2017.

Kata Maruarar, Edy sudah mendengar secara langsung bagaimana cara bekerjanya perusahaan audit tersebut.

"Saya diminta harus transparan dan saya akan bekerjasama kembali dengan Price Waterhouse Cooper untuk mengaudit Piala Presiden 2018," kata Maruarar.

"Piala Presiden 2018 ini juga harus fair play dan tidak ada pengaturan skor. Lalu menjadi sarana prestasi dan bisa menemukan bakat-bakat terpendam demi timnas Indonesia. Harus juga menjadi hiburan rakyat dan menggerakan ekonomi kerakyatan," ucap Marurar mengakhiri.