Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jelang digulirkannya kembali Piala AFF, ia pun terkenang ketika membela Indonesia dua tahun yang lalu di ajang serupa.
Pemain yang kini membela Bali United ini pun menyebut jika atmosfer stadion di Filipina yang sepi dari penonton membuatnya merasa janggal.
Bagaimana tidak, ia yang telah terbiasa dengan atmosfer dan animo suporter di Indonesia tentu saja merasa "kehilangan" ketika harus berlaga tanpa dukungan yang masif dari tribune penonton.
"Pada awalnya butuh sedikit waktu untuk beradaptasi karena stadion (di Filipina) kosong sehingga saya tidak mendapatkan atmosfer seperti di Indonesia," ujar Lilipaly.
Menurutnya, ketika menjalani laga kandang pada partai semifinal kontra Vietnam, barulah ia dapat merasakan turnamen tersebut.
"Tapi ketika kami semakin jauh di turnamen, itu mulai tumbuh dan ketika kami berhasil melewati babak penyisihan grup dan bermain di kandang, turnamen barulah benar-benar dimulai bagi kami," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, pria 28 tahun itu mengungkapkan bahwa gol-gol krusialnya pada turnamen itu dinilai begitu spesial.
"Ini adalah momen spesial bagi kami karena kami tertinggal 1-0 dari Singapura. Pada menit ke-85 saya mencetak gol kemenangan dan membawa Timnas Indonesia lolos dari babak penyisihan grup, jadi itu adalah tujuan yang sangat penting tidak hanya bagi saya tetapi untuk tim dan negara," tuturnya.
Termasuk ketika menceploskan gol penting ke gawang Vietnam di laga semifinal yang pada akhirnya membuat Indonesia melangkah ke partai puncak.
Kendati ia sendiri menyebut jika ia mencetak dengan gol dengan buruk, tetapi arti dari gol itulah yang dimaknai menjadi salah satu momen besar sepanjang kariernya.
"Saya pikir itu adalah salah satu gol paling buruk yang pernah saya cetak, tetapi itu yang penting. Jadi saya tidak peduli bagaimana saya mencetaknya dan yang paling penting adalah itu merupakan salah satu momen besar lain dalam karier saya," ucapnya.