Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fakhri Husaini, mantan Pelatih Timnas U-16 Indonesia, membeberkan soal adanya pelarangan menghadiri acara Mata Najwa oleh petinggi PSSI.
Fakhri Husaini menjadi bintang tamu dalam acara Mata Najwa yang live atau disiarkan langsung di Trans 7, Rabu (28/11/2018).
Fakhri Husaini terbilang sukses karena berhasil mempersembahkan gelar Piala AFF U-16 2018 untuk Timnas U-16 Indonesia.
Namun, PSSI tak memilihnya kembali untuk melatih Timnas U-16 Indonesia, tetapi menunjuk Bima Sakti.
Dalam acara yang bertajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 1" itu Fakhri Husaini datang untuk memberikan tanggapan soal dugaan pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia.
Sebagai mantan pelatih Timnas U-16 Indonesia, Fakhri berbicara soal pengaruh pengaturan skor terhadap pemain-pemain muda masa depan Indonesia.
Ditelepon Sekjen PSSI
Akan tetapi, sebelum menghadiri acara tersebut, ada pihak yang melarang Fakhri Husaini muncul di televisi.
(Baca juga: Berjuang di Liga Champions Asia 2019, Klub Malaysia Ini Rekrut Eks Bek Tengah Timnas U-23 Australia)
(Baca Juga: PS Mojokerto Putra Bakal Lawan Komdis PSSI dan Anggap Keputusan Cacat Hukum)
Salah satu di antaranya, tegas Fakhri, adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria.
Namun, Fakhri Husaini tak menghiraukan larangan Ratu Tisha Destria tersebut dan tetap menghadiri acara Mata Najwa.
"Ada perbedaan pendapat yang tajam, dan saya mengakui itu," kata Fakhri Husaini kepada wartawan, Rabu (26/12/2018).
"Contoh, saya dilarang-larang datang ke Mata Najwa," tandas Fakhri Husaini.
"Yang ngelarang ada tiga orang, yang telepon sebelum saya berangkat ke Mata Najwa, yang terakhir telepon dan panjang itu Sekjen. Hampir satu jam telepon," jelas Fakhri Husaini.
Fakhri Husaini melanjutkan, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria mengutarakan bahwa dirinya tak mau menghadiri acara tersebut, meski mengaku mendapat undangan.
Ratu Tisha lalu meminta Fakhri Husaini untuk mengikuti langkahnya dengan tak hadir ke acara Mata Najwa tersebut.
"Dia (Ratu Tisha) sampaikan kami ini juga diundang, tapi tidak mau datang."
"Terus, (pinta Ratu Tisha) kalau bisa coach Fakhri tidak usah hadir ke sana."
"Saya bilang, alasannya apa?"
"Saya juga bukan bagian dari PSSI lagi karena kontrak saya sudah habis."
"Larena kontrak saya selesai, siapa pun yang ngehubungin saya tidak ada kaitannya dengan PSSI," tegas Fakhri Husaini.
Alasan yang membuat Fakhri Husaini nekat untuk hadir ke Mata Najwa adalah dirinya merasa memiliki tanggung jawab untuk sepak bola Indonesia.
"Saya sampaikan ke Tisha, saya tidak sekali dua kali diundang TV, tapi saya (pernah) tidak hadir karena yang ngundang acaranya kurang menarik dan saya sedang tidak ada di Jakarta serta ada kerjaan yang harus saya selesaikan," jelas Fakhri Husaini.
"Kalau Mata Najwa buat saya menarik, bunyinya pengaruh match fixing terhadap pembinaan usia muda, saya punya kepentingan di situ," tutur Fakhri Husaini.
Takut Dibantai
Berdasarkan penuturan Fakhri Husaini, Ratu Tisha enggan hadir dalam acara tersebut karena khawatir PSSI bakal "dibantai".
Namun, Fakhri merasa pernyataannya di acara tersebut tak ada satu pun yang dengan sengaja memojokkan PSSI.
"Dia (Ratu Tisha) bilang tidak hadir karena khawatir di sana cuma jadi pembantaian saja."
"Kalau kalian tidak hadir terus PSSI memang dibantai orang."
"Saya bilang datang saja sama-sama."
"Saya juga tidak bodoh-bodoh banget, yang bagus di PSSI juga tidak mungkin saya bilang tidak baik," ungkap Fakhri Husaini.
"Dan faktanya kemarin saya tidak menyerang PSSI."
"Mungkin satu-satunya yang dianggap menyerang itu karena salah satu dari dua exco (Komite Eksekutif PSSI) itu tidak kenal Vigit Waluyo, tapi saya kenal, itu dianggap beda," ujar Fakhri Husaini.
Tak Dipilih PSSI
Kendati berprestasi membawa Timnas U-16 Indonesia juara Piala AFF U-16 2018, Fakhri Husaini tak masuk dalam daftar pelatih timnas yang diumumkan PSSI beberapa waktu lalu.
Mantan pesepak bola yang juga karyawan PT Pupuk Kaltim Bontang itu digantikan oleh Bima Sakti sebagai pelatih Timnas U-16 Indonesia.
Sementara itu, Indra Sjafri ditunjuk menjadi nakhoda Timnas U-22 Indonesia.
Adapun Timnas senior diasuh oleh Simon McMenemy.