Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Penyelenggaraan Piala Indonesia 2018 dinilai Akmal Marhali selaku Koordinator Save Our Soccer (SOS), tak ubahnya turnamen antar-kampung (tarkam) berskala nasional.
Alasan di balik tudingan Akmal Marhali adalah penyelenggaraan kali ini begitu cacat hukum.
Dalam arti, gelaran turnamen yang sempat vakum sekitar enam tahun ini tak dijalankan dengan persiapan yang matang.
Baca Juga : Piala Indonesia 2018 - Barito Putera Tanpa Sang Kapten Hadapi PSS
Alih-alih menjadi turnamen yang representatif, Akmal menilai, Piala Indonesia 2018 malah tampak seperti sekadar jalan.
Baca Juga : Live Streaming Persija Vs Kepri Jaya pada 32 Besar Piala Indonesia
"Sayangnya, PSSI tidak matang dalam mempersiapkan. Terkesan sekadar jalan," kata Akmal dalam caption di akun Instagramnya.
"Akhirnya, turnamen yang mempertemukan seluruh kasta kompetisi sepak bola nasional ini tak ubahnya tarkam nasional."
Baca Juga : Tambah Satu Striker, Klub Liga Belgia Ini Koleksi Enam Pemain Jepang
Akmal memberi satu contoh satu pasal dalam regulasi Piala Indonesia 2018 yang berpotensi bakal dilanggar banyak kontestan di babak 32 besar Piala Indonesia.
Pasal 35 tentang status pemain, misalnya, pada ayat 2 disebutkan bahwa pemain hanya dapat membela satu klub sepanjang gelaran Piala Indonesia 2018.
Bila melanggar, pada ayat 4 dijelaskan hukuman yang dapat menjerat tiap-tiap entitas terkait.
Baca Juga : Arema Langsung Tancap Gas, Piala Indonesia dan Piala Presiden Dibidik
"Di ayat 4 disebutkan apabila ada pemain yang melanggar pasal 35 ayat 2 akan dilaporkan ke Komisi Disiplin PSSI dan dapat dikenakan sanksi larangan bermain sekurang-kurangnya satu musim Piala Indonesia berikutnya," tulis Marhali lagi.
"Klub di mana pemain bermain dinyatakan kalah 0-3 dan klub akan dijatuhkan sanksi Komdis," bunyi potongan selanjutnya dari ayat 4 pasal 35 yang dikutip Akmal dalam instagramnya.
Baca Juga : Gabung Klub Liga Super Malaysia, Eks Partner Fernando Torres Siap Bersinar
Tentunya, hal ini menjadi amat dilematis bagi seluruh tim kontestan yang lolos ke 32 besar.
Sebagian besar, mereka adalah kontestan Liga 1 2018.
Baca Juga : Aremania Laporkan Akmal Marhali, Manajemen Arema FC Tetap Tindak Lanjuti Kasus
Setelah Liga 1 2018 bubar Desember tahun lalu, banyak dari mereka langsung membongkar-pasang skuatnya.
Salah satu contoh saja, Hansamu Yama yang baru pindah dari Barito Putera ke Persebaya Surabaya, tentu tak dapat dimainkan bila merujuk pada regulasi.
Baca Juga : Resmi, Sergio Aguero Teruskan Karier di Liga Malaysia pada 2019
Bila Persebaya memaksa memainkan Hansamu, konsekuensinya adalah Hansamu tak dapat bermain pada gelaran Piala Indonesia selanjutnya.
Dan otomatis Bajul Ijo kalah walk out (wo) dari Persinga Ngawi dengan skor 0-3.
Baca Juga : Persipura Bakal Ditukangi Legenda PSM dan Persija pada Musim 2019
Namun, tentunya akan amat sulit bagi Persebaya atau kontestan yang lain, bila tidak memainkan pilar anyarnya.
Sebab, ada beberapa kontestan yang telah membongkar sebagian besar pemainnya pada musim lalu.
Baca Juga : Jelang Laga Piala Indonesia, Ada Kabar Gembira dari Persib Bandung
Saat ini, Akmal meminta PSSI, selaku regulator Piala Indonesia agar dapat bertindak sesuai porsinya.
Iwan Budianto, selaku ketua pelaksana, juga dituntut Akmal agar dapat mencari solusi yang dapat terbaik bagi kebaikan semua pihak.
Baca Juga : Timnas U-22 Indonesia Terganjal Masalah Sarana, Kemenpora Buka Suara
View this post on InstagramSelamat jalan Sodikin alias Ronaldikin Taucho. . Semoga Almarhum Husnul Khotimah. . #ronaldikin #rip
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on