Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID -- Panitia Olimpiade 2020 di Tokyo akhirnya mulai menyusun beberapa alternatif untuk menunda acara akbar olahraga dunia itu akibat serangan virus corona.
Dua sumber ternama membocorkan itu, kontras dengan sikap pemerintah Jepang yang menegaskan penundaan bukanlah pilihan.
Demikian berita eksklusif yang dikutip SuperBall.id dari Reuters.com, Minggu (22/3/2020).
Ketika virus corona menghentikan banyak event olahraga di seluruh dunia, Jepang malah ngotot untuk tetap menggelar Olimpiade Tokyo, 24 Juli-9 Agustus 2020.
Hingga Rabu lalu, juru bicara pemerintah Jepang menyatakan Tokyo tak berpikir sama sekali untuk penundaan Olimpiade 2020.
Perdana Menteri Shinzo Abe telah mempertaruhkan warisannya sebagai perdana menteri terlama di Jepang lewat Olimpiade ini.
Baca Juga: Mantan Presiden Real Madrid Meninggal Dunia Karena Virus Corona
Baca Juga: Paulo Dybala Jadi Pemain Ketiga Juventus yang Positif Covid-19
Dengan Olimpiade tepat waktu, Abe beraharap terjadi booming dalam pariwisata dan belanja konsumen.
Abe kini menghadapi risiko kehilangan lebih 3 miliar dolar AS (Rp 47 triliun) melalui sponsor domestik, rekor Olimpiade, dan sekitar 12 miliar dolar AS (Rp 189 triliun) biaya persiapan yang telah dikeluarkan.
“Akhirnya, kami diminta untuk melakukan simulasi jika ada penundaan," ucap salah satu sumber, pejabat dekat dengan panitia penyelenggara yang terlibat dalam penyusunan skenario.
Sumber pertama itu sengaja berbicara dengan anonim karena mereka tak berwenang untuk berbicara kepada media.
“Kami sedang membuat rencana alternatif, rencana B, C, D, melihat kerangka waktu penundaan yang berbeda.
Skenario itu termasuk perkiraan biaya untuk penundaan.
Panitia Olimpiade Tokyo 2020 dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) belum mau segera merespons komentar dua sumber itu.
Pemerintah Jepang juga belum bisa dimintai responsnya.
Beberapa opsi, termasuk skala Olimpiade atau tanpa penonton, akan diputuskan pada akhir Maret 2020 ini.
Sumber kedua, yang juga dekat dengan panitia penyelenggara Olimpiade 2020, membenarkan bahwa penundaan sedang dibahas, termasuk 1 atau 2 tahun.
Menurut pejabat yang ikut dalam penyusunan skenario, beberapa staf panitia berharap penundaan 1 bulan atau 45 hari.
Keputusan final tentang penundaan harus disampaikan IOC, meski sikap pemerintah Jepang juga penting.
Keprihatinan Panitia
Presiden IOC Thomas Bach mengatakan, Olimpiade 2020 akan berlangsung sesuai rencana, meski banyak atlet prihatin karena hal itu berisiko pada kesehatan.
Dua anggota senior dewan penyelenggara Olimpiade 2020 menggaungkan keprihatinan itu dan mendesak keputusan penundaan segera dibuat.
Bach baru-baru ini muncul untuk mengubah sikap ngototnya dengan mengatakan IOC sedang mempertimbangkan skenario yang berbeda.
Koran Jepang, Nikkei, melaporkan di situsnya, Minggu (22/3/2020), bahwa IOC akan mengadakan rapat dewan pekan ini.
Sebab, seruan dari organisasi olahraga dan negara-negara peserta soal penundaan itu makin kuat dan cepat.
Baca Juga: Conor McGregor Akhirnya Ungkap Penyebab Kekalahannya dari Khabib Nurmagomedov
Baca Juga: Senangnya Dejan Antonic Setelah Sang Anak Dipanggil ke Timnas U-19 Indonesia
Pejabat yang terlibat dalam penyusunan skenario menegaskan, makin lama penundaan akan makin memicu keluhan atlet yang lebih tua dan butuh sponsor tetap terikat lebih lama.
Yang membuat lebih pusing adalah, perkampungan Olimpiade akan menjadi flat setelah event itu digelar.
Bagaimana dengan kalender kegiatan olahraga jika Olimpiade ini ditunda ke tahun depan?
Kalender musim panas 2020 sudah penuh, sementara tahun 2020 ada Piala Dunia dan Olimpiade Musim Dingin di Beijing.
Perwakilan perusahaan yang mendanai acara ini mengungkapkan secara pribadi, para sponsor Olimpiade 2020 kini galau.
Paling tidak, dua sponsor utama Olimpiade 2020, yakni Toyota Motor Corp dan Panasonic Corp, bingung.
“Tentu saja perusahaan secara individual mendiskusikan apa yang harus dilakukan," ujar seorang perwakilan lebih dari 60 sponsor.
“Tak ada yang mau menjadi yang pertama untuk mengatakan apa pun tentang kemungkinan penundaan ini."
Japan Airlines Co membahas, ada peluang 80% Olimpiade tak akan diadakan sesuai jadwal.
Di Tokyo, wacana penundaan Olimpiade sebagai keputusan masuk akal kini mulai tak terhindarkan.
Menteri Keuangan Taro Aso membandingkan Olimpiade 2020 dengan Olimpiade 1940, yang dibatalkan oleh Perang Dunia II, dan boikot Olimpiade Moskow 1980.
"Ini masalah yang terjadi setiap 40 tahun," kata Aso.
"Ini adalah Olimpiade terkutuk, dan itu fakta."