Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Mantan pemain depan Barcelona Rivaldo yakin bahwa Lionel Messi akan bergabung dengan Paris Saint-Germain setelah tim Prancis itu menang telak atas Barcelona beberapa hari lalu.
PSG datang ke Camp Nou dan mengalahkan Barcelona 4-1 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, yang bisa menjadi malam terakhir Messi di Eropa dalam balutan seragam Barcelona.
"Kekalahan berat melawan PSG ini hampir pasti akan menjadi pertandingan Liga Champions terakhir Messi dengan Barcelona di Camp Nou," kata Rivaldo.
"Barcelona tidak dalam performa bagus untuk memperebutkan gelar besar," lanjutnya.
Baca Juga: Selain Messi dan Ronaldo, Pelatih Sensasional Ini Nyaris Rekrut Mbappe
"Masa depannya adalah PSG, terlebih lagi dengan penampilannya di Camp Nou. Mereka adalah tim yang bisa memberinya opsi untuk terus memenangkan trofi," ucapnya.
Pemain Brasil itu menjelaskan bahwa sebagai pemain hebat seperti Messi, dia tidak bisa menyelamatkan Barcelona sendirian.
"Messi memasuki usia 30-an dan bertanggung jawab atas tim itu," ucapnya.
Baca Juga: Seandainya Lepas Harry Kane, Tottenham Patok Harga Segila Ini
"Yang paling parah, musim ini dia telah melihat rekan setim terbaiknya, Luis Suarez, pergi dengan penjualan yang tidak dapat dipahami yang membuat Atletico Madrid lebih kuat dari sebelumnya. Suarez sekarang menjadi Pichichi," lanjutnya.
Sebelumnya Legenda Barcelona, Rivaldo yakin bahwa ini merupakan musim terakhir Lionel Messi di Barcelona.
Messi sebelumnya minta dijual oleh Barca pada musim panas lalu namun sayangnya pihak klub enggan melepaskannya.
Baca Juga: Man United Puncaki Daftar 10 Transfer Termahal Bursa Transfer Musim Dingin
Rivaldo menganggap, satu-satunya yang mungkin bisa menahan Messi adalah mungkin memenangi tropi domestik atau Eropa.
"Barcelona telah menegosiasikan beberapa pemotongan gaji dengan para pemain yang sayangnya ditolak," tulisnya.
"Tapi itu memperkuat gagasan bahwa mencapai kesepakatan untuk memperbarui kontrak Messi akan sulit," lanjutnya.
"Saya tidak bisa melihat bagaimana dewan kami akan meyakinkan dia untuk mundur dari keputusan itu," ujarnya.