Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Harapan fans yang telah lama menanti kehebatan trio Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe di lini depan Paris Saint-Germain (PSG) ternyata zonk alias gagal.
Debut trio penyerang kelas dunia itu terjadi ketika PSG menghadapi Club Brugge dari Belgia dalam laga pekan pertama fase grup Liga Champions.
Laga itu digelar di Stadion Jan Breydel, Bruges, Belgia, Kamis (16/9/2021) dini hari WIB.
Dalam laga tersebut, Pelatih PSG Mauricio Pochettino untuk pertama kali menurunkan Messi-Neymar-Mbappe atau trio MNM sejak menit awal.
Ketiga pemain itu diletakkan sebagai trio penyerang dalam formasi 4-3-3 yang diterapkan oleh Pochettino.
Baca Juga: Terlihat Lemas, Jordi Alba Ternyata Demam Tinggi dan Menceret tapi Dipaksa Main
Trio tersebut digadang-gadang akan menjadi mesin gol bagi PSG, apalagi Club Brugge memang tergolong klub medioker dan kurang diunggulkan dalam laga tersebut.
Messi adalah pemilik rekor enam Ballon d'Or, Neymar pemegang rekor transfer termahal di dunia dunia, dan Mbappe adalah juara dunia dan paling bernilai (most valued) saat ini.
Kurang apa lagi coba trio MNM ini.
Namun, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya.
PSG sebenarnya memetik keunggulan terlebih dahulu pada menit ke-15 melalui gol Ander Herrera.
Herrera mencetak gol tersebut setelah memanfaatkan umpan silang dari Kylian Mbappe yang berlari menerobos sisi kanan pertahanan Club Brugge.
Akan tetapi, pada menit ke-27, Club Brugge mampu menyeimbangkan kedudukan menjadi 1-1 melalui sepakan keras Hans Vanaken.
Gol tersebut bermula dari Eduard Sobol yang berhasil menembus sisi kanan pertahanan PSG dan memberi umpan silang datar kepada Vanaken.
Baca Juga: Penampilan Terburuk dalam 17 Tahun Bikin Barca Malu di Camp Nou, Rindu Messi?
Pada menit ke-29, Lionel Messi sebenarnya sempat nyaris mencetak gol yang membuat PSG unggul.
Sayangnya, sepakan terukur La Pulga gagal mengarah ke gawang dan hanya membentur mistar.
Ketika memasuki babak kedua, secara mengejutkan Club Brugge memberi lebih banyak tekanan kepada PSG.
Meski demikian, laga tetap berakhir dengan kedudukan imbang 1-1.
Bukan hanya meraih hasil imbang, PSG juga mencatatkan statistik serangan yang cukup buruk meski ada trio Messi-Neymar-Mbappe di lini serang.
Baca Juga: Mauricio Pochettino Sebut Dua Tim Liga Champions yang Harus Disingkirkan Musim Ini
Ketika trio itu bermain bersama hingga Mbappe ditarik keluar pada menit ke-51, mereka hanya mampu mencetak 2 tembakan.
Secara keseluruhan, PSG hanya mampu mencatatkan 9 kali tembakan,4 di antaranya mengarah ke gawang.
Statistik itu lebih buruk ketimbang Club Brugge yang mencetak 16 kali tembakan, 7 di antaranya mengarah ke gawang.
Messi gagal memberi satu umpan pun ke Neymar.
Eks bintang Barcelona itu hanya sekali memberi Mbappe dengan celah tipis di menit ke-23, tapi tembakan striker Prancis itu digagalkan kiper Simon Mignolet.
Di babak pertama, kapten Argentina itu hanya melancarkan serangan dari luar kotak penalti, mengirim bola ke titik tepat perpotongan antara mistar gawang dan tiang gawang.
Di babak kedua, dia memiliki satu dribel lagi melintasi area penalti dan menyelesaikannya, tetapi tak bisa mengalahkan Mignolet.
Messi malah terkena kartu kuning pada menit ke-72.
Kebanyakan Nama Besar
Melempemnya trio lini depan PSG dalam laga tersebut seakan membuktikan ucapan yang dilontarkan oleh Pochettino menjelang laga.
Baca Juga: Wijnaldum Sebenarnya Lebih Pilih Barcelona ketimbang PSG, tapi...
Jelang laga kontra Club Brugge, sebagaimana dilansir SuperBall.id dari ESPN.co.uk, Pochettino mengaku bahwa timnya masih belum benar-benar solid.
Pelatih asal Argentina itu menyebutkan bahwa hal tersebut tidak lepas dari transfer besar-besaran yang dilakukan PSG pada bursa transfer musim panas lalu.
"Kami masih belum menjadi tim, kami adalah klub yang merekrut banyak pemain musim panas ini," tutur Pochettino.
"Ada beberapa nama besar, tapi kami belum menjadi tim," imbuh Pochettino.
Baca Juga: Permintaan Kapten Man United ke Cristiano Ronaldo Buntut Umpan Gratis Lingard
Pochettino merasa bahwa banyaknya nama besar di tim asuhannya menimbulkan tekanan yang semakin besar.
Apalagi, Liga Champions merupakan gelar yang sejak lama diidam-idamkan oleh PSG.
"Kami tahu bahwa akan dihakimi pada akhir musim berdasarkan hasil," ucap Pochettino.
"Ada tekanan untuk klub dan kami tahu bahwa untuk sekian tahun Liga Champions merupakan target utama PSG," tekan Pochettino.
Baca Juga: Sumbang Gol Kemenangan Chelsea di Liga Champions, Pertanda Ketergantungan pada Lukaku?