Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih Al-Sadd, Xavi Hernandez, memiliki beberapa filosofi bermain yang khas dan kemungkinan bakal ia terapkan di Barcelona.
Xavi semakin santer dikabarkan bakal menjadi pelatih baru Barcelona menggantikan posisi Ronald Koeman.
Koeman telah dibebaskan dari tugasnya sebagai pelatih, Kamis (28/10/2021) pagi WIB, menyusul rentetan hasil buruk.
Teranyar, Barcelona ditekuk 0-1 oleh Rayo Vallecano dalam laga lanjutan Liga Spanyol di Estadio de Vallecas.
Baca Juga: Jadi Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez Disebut Bakal Setara Pep Guardiola
Kekalahan itu membuat Barcelona saat ini berada di posisi ke-9 di klasemen sementara Liga Spanyol.
Untuk sementara, Barcelona menunjuk Sergi Barjuan sebagai pelatih interim menggantikan Koeman.
Namun, manajemen Barcelona diklaim telah menetapkan Xavi sebagai pelatih permanen.
Pria berusia 41 tahun itu telah melakukan kontak dengan presiden Joan Laporta sebelum pemecatan Koeman.
Xavi diberitakan akan mendarat di Barcelona pada 4 November mendatang.
Baca Juga: Xavi Inginkan Target Chelsea dan Bintang Liga Inggris sebagai Dua Rekrutan Pertama di Barcelona
Jika tidak ada kendala, Xavi diperkirakan akan melakoni debutnya di laga kontra Celta Vigo di Liga Spanyol pada 6 November mendatang.
Xavi telah menikmati awal yang sangat baik dalam karier kepelatihannya sebagai pelatih Al Sadd dengan filosofi bermain ciri khas.
Dilansir SuperBall.id dari Marca, berikut lima filosofi bermain ala Xavi yang juga bakal ia terapkan di Barcelona.
Penguasaan bola
"Tim saya harus membahayakan lawan melalui penguasaan bola. Penguasaan bola juga cara bertahan," kata Xavi kepada The Coach' Voice.
Sesuai dengan pandangan ini, Al-Sadd asuhannya memimpin di Liga Qatar dalam hal penguasaan bola dengan rata-rata 64,4 persen per laga.
Baca Juga: Dirumorkan Jadi Pengganti Koeman, Video Xavi Tampar Wajah Neymar Kembali Viral
Persentase penguasaan bola mereka di kandang lebih tinggi yakni 65,1 persen berbanding 63,7 persen di tandang.
Selama memimpin Al-Sadd sejak Mei 2019, Xavi telah memenangkan tujuh gelar.
Ia juga tercatat dalam sejarah klub sebagai pelatih dengan rekor tak terkalahkan terpanjang di Liga Qatar, yakni 34 pertandingan.
Eksplorasi lebar lapangan
Salah satu ide jelas Xavi adalah memanfaatkan sepenuhnya lebar lapangan dengan menyerang dari sisi sayap.
Dalam gaya permainan ini, Akram Afif menjadi salah satu pemain yang paling efektif dalam penyerangan dari sayap di Al Sadd.
Baca Juga: Gantikan Koeman, Xavi Akan Tangani Barca setelah Hampir Dua Tahun Kumpulkan Keberanian
Pemain sayap kiri berusia 24 tahun itu saat ini dianggap sebagai pemain terbaik di sepak bola Qatar.
Kemungkinan besar Xavi juga akan menggunakan sektor sayap untuk melakukan serangan ketika melatih Barcelona.
High-pressing
Di Al-Sadd, setiap pemain terlibat dalam pertahanan saat kehilangan bola. Mereka menekan lawan tepat dari tengah lapangan.
Ini juga merupakan cara bermain yang diterapkan oleh tim-tim besar seperti Bayern Muenchen, Liverpool, Chelsea, atau Manchester City.
"Semakin kami merebut bola, semakin dekat kami ke kotak lawan," kata Xavi.
Baca Juga: Pecat Ronald Koeman, Barcelona Keluarkan Uang Jauh Lebih Besar dari Belanja Musim Ini
Permainan posisi
Permainan posisi (positional play) adalah salah satu DNA Barcelona dan diterapkan dengan sangat baik pada era Pep Guardiola.
Permainan posisi dapat diartikan sebagai upaya menciptakan keunggulan jumlah pemain di setiap momen.
Ide tersebut menuntut setiap pemain untuk memahami ruang-ruang di lapangan dengan baik sehingga bisa bergerak dengan efektif.
Membangun dari belakang
Ini adalah salah satu keunggulan Al Sadd, yang hampir selalu berusaha membangun dari belakang untuk memulai serangan.
Baca Juga: Penuh Hasil Memalukan, Ronald Koeman Resmi Dipecat dari Barcelona
Meskipun pada kenyataannya kualitas pemain mereka tak sebaik para pemain Spanyol atau Barcelona.
“Bayangkan jika (Gerard) Pique ingin memberikan bola kepada saya, tetapi saya memiliki seseorang yang mengawasi saya, pria yang sangat menyebalkan."
“Jelas bahwa Pique tidak bisa memberikannya kepada saya, itu jelas, oleh karena itu saya berpindah dan memancing penjaga saya. Kemudian Messi mendapatkan bola."
"Pique adalah yang pertama, Messi yang kedua dan saya yang ketiga. Cara melancarkan serangan dari pertahanan ini selalu menciptakan permainan yang unggul,” kata Xavi.
Baca Juga: Ronald Koeman Masih Aman di Barcelona, Tiga Laga Jadi Taruhannya