Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pentingnya Kreatifitas dan Inovasi Seorang Guru untuk Mendorong Pemulihan Sektor Pendidikan di Tengah Pandemi

By Nana Triana - Jumat, 26 November 2021 | 17:29 WIB
dialog bertema Peran Aktif Guru dalam Pemulihan Pendidikan di media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Kamis (25/11/2021).

Superball.ID - Pandemi menghadirkan tantangan besar dalam dunia pendidikan, di antaranya adaptasi dengan sistem pembelajaran jarak jauh, yang tentu secara kualitas tidak seoptimal pembelajaran tatap muka (PTM).

Peran dan kontribusi guru sangat besar dalam upaya pemulihan pendidikan, sehingga hak anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan terpenuhi meski masih dalam situasi pandemi.

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Putra Nababan mengatakan, selama pandemi, anak didik mengalami learning loss, kehilangan pengalaman belajar, interaksi, elaborasi dengan sesama siswa dan guru. Guru pun mengalami kendala yang sama. 

Hal itu disampaikan Putra Nababan dalam dialog bertema Peran Aktif Guru dalam Pemulihan Pendidikan di media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Kamis (25/11/2021). 

Meski mendorong kembali dilakukannya PTM di satuan pendidikan, Putra tetap menekankan bahwa perlindungan kesehatan harus tetap dikedepankan dalam pelaksanaannya.

Baca Juga: Sukseskan Vaksinasi di Wilayah Pedalaman, Inisiatif dan Dukungan Berbagai Pihak Dibutuhkan

“Mengembalikan anak didik ke sekolah secara fisik (PTM) akan dapat mengoptimalkan peran penting guru dalam pertumbuhan pendidikan anak bangsa,” kata Putra dalam keterang pers yang diterima Superball.ID, Jumat (26/11/2021).

Lebih lanjut, Putra mengharapkan, guru juga dapat memberikan pendidikan protokol Kesehatan (prokes) kepada anak didik serta bekerja sama dengan para orang tua. Begitu pula vaksinasi, yang akan melindungi insan pendidikan dari gejala berat saat terpapar Covid-19. 

“Kurikulum kita adalah kurikulum tatap muka. Jadi yang penting adalah tatap muka dulu,” tambah Putra.

Seraya mengingatkan besarnya kehilangan kualitas pendidikan, terutama pada anak-anak pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD), juga pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang vokasi yang sangat memerlukan pembelajaran tatap muka.