Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Sosok Shin Tae-yong di Timnas Indonesia ternyata mampu menyihir para pemangku kepentingan sepak bola Malaysia yang kini sibuk mencari pelatih baru timnas seniornya.
Sejumlah eks pemain timnas Negeri Jiran itu bersuara mengenai calon pelatih yang tepat dan mengusulkannya ke Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
FAM dituntut untuk benar-benar teliti dalam memilih pelatih, yang tidak hanya akan meningkatkan kualitas permainan, tetapi juga menghidupkan kembali sepak bola Malaysia.
Reaksi itu muncul setelah Tan Cheng Hoe mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pelatih Timnas Malaysia kemarin karena gagal mencapai target yang ditetapkan FAM, yaitu lolos ke final Piala AFF 2020.
Dalam turnamen level Asia Tenggara di Singapura itu, Malaysia finis urutan ketiga Grup B setelah kalah dari Timnas Indonesia (1-4) dan Vietnam (0-3) serta menang melawan Kamboja (3-1) dan Laos (5-1).
Baca Juga: Jadi Raja Asia Tenggara Usai Tekuk Timnas Indonesia, Eks Bundeliga Ingin Thailand ke Piala Dunia
Nama-nama seperti Bojan Hodak dan Brad Maloney telah dikaitkan dengan kursi panas Timnas Malaysia.
Selain itu, mantan pemain internasional dan pelatih menambahkan bahwa pelatih berikutnya harus diberikan otonomi penuh tim.
Hodak baru saja memimpin Kuala Lumpur (KL) City menjuarai Piala Malaysia 2021, sementara Maloney melakukan tugasnya dengan baik dengan tim junior, Timnas U-19 dan U-23 Malaysia.
Hodak berasal dari Kroasia berusia 50 tahun, sedangkan Maloney dari Australia beriusia 49 tahun.
Pelatih legendaris Datuk M Karathu, yang pernah melatih Timnas U-21 Malaysia tahun 1991 hingga 1992, mengatakan FAM harus memberikan kesempatan kepada pelatih yang telah tampil baik di Liga Malaysia.
“Kita harus merencanakan ke depan dan memutuskan turnamen apa yang akan diikuti untuk dua hingga tiga tahun ke depan," kata Karathu, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari The Star Malaysia.
"Kita tak boleh mencari pelatih yang hanya ingin duduk dan menikmati. Kita butuh seseorang yang memburu hasil.”
Ketika ditanya asal pelatih itu asing atau lokal, Karathu menjawab, “Tergantung FAM. Biasanya, jika Anda mencari pelatih asing, mereka akan meminta setidaknya kontrak tiga tahun untuk membangun tim."
"Sementara pelatih lokal biasanya menawarkan jangka waktu yang lebih pendek. Jadi, FAM harus memutuskan dengan baik."
Karathu menuntut FAM mencari pelatih yang sudah berpengalaman dengan permainan sepak bola Malaysia.
"Saya terkesan dengan JDT (Johor Darul Ta'zim) di bawah pelatih Benjamin Mora dan Bojan, yang memenangi Piala Malaysia bersama KL. Mungkin mereka bisa dipertimbangkan dan diberi kesempatan,” ungkapnya.
Baca Juga: Vietnam Bisa Tiru Langkah Timnas Indonesia Lewat Klausul Unik di Kontrak Baru Park Hang-seo
Pelatih terkemuka lainnya, Azraai Khor Abdullah, mengatakan siapa pun yang ditunjuk harus diberi otonomi penuh dan tidak ada yang boleh ikut campur dalam menjalankan tugasnya.
“Menurut saya, FAM harus ekstra hati-hati saat merekrut pelatih baru. Tak boleh ada tangan gaib (tangan tersembunyi) yang mengganggu pekerjaan pelatih masa depan,” tegasnya.
Azraai menyindir, tangan gaib itu seolah sudah mengganggu Tan Cheng Hoe dalam memilih pemain untuk Piala AFF 2020.
“Jika itu terus berlanjut, sepak bola kita tidak akan ke mana-mana. Pelatih yang masuk harus mengetahui budaya dan filosofi sepak bola di Malaysia."
Dia menambahkan, jika pelatih asing bergabung, ia harus dibantu oleh pelatih lokal yang memiliki pemahaman yang baik tentang permainan Malaysia.
“Nama Bojan disebut-sebut, tapi itu tidak mengejutkan karena dia sudah melatih di sini cukup lama."
Baca Juga: Gagal di Piala AFF 2020, Malaysia Diminta Tiru Satu Hal dari Para Pemain Timnas Indonesia
“Dia harus dibantu oleh komite teknis yang terdiri dari otak sepak bola, bukan mereka yang memiliki hubungan politik."
"Sudah waktunya juga untuk meremajakan skuat dengan beberapa wajah muda,” tegasnya sambil merujuk skuat Timnas Indonesia.
Yang tak kalah menarik adalah usulan eks pemain Timnas Malaysia yang paling banyak tampil atau mengantungi cap, yakni Datuk Soh Chin Aun.
Menurutnya, tim nasional dapat mempertimbangkan untuk merekrut pelatih dari Korea Selatan atau Jepang.
"Kedua negara itu telah menunjukkan peningkatan yang cukup besar, mereka adalah langganan di Piala Dunia."
"Korea Selatan dan Jepang memiliki pelatih yang kredibel, yang telah memperluas wawasan mereka di luar negeri, jadi mungkin kita harus memanfaatkannya," kata Chin Aun, yang bermain untuk Malaysia 195 kali di panggung internasional.
Pria berusia 71 tahun yang dulu berposisi bek tengah itu menegaskan, "Saya percaya tidak ada salahnya mencoba mereka. Indonesia dan Vietnam telah menggunakan keahlian mereka dan lihat sendiri bagaimana hasilnya."