Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejauh ini, tercatat ada 297 kematian di gunung Everest sejak upaya pendakian pertama pada tahun 1922.
Bahaya yang menyertai pendakian gunung tinggi paling terkait dengan kekurangan oksigen di ketinggian seperti itu.
Sebagai gambaran, jika Anda berada di ketinggian 8.000 meter (26.000 kaki), Anda akan mati dalam waktu kurang dari 2 menit karena tingkat oksigen yang tidak mencukupi.
Itu sering disebut zona kematian dalam kosakata pendaki gunung, yakni ketinggian di mana kehidupan manusia tidak mungkin.
Free Solo Rock Climbing
Tak bisa dipungkiri bahwa panjat tebing adalah olahraga yang sulit, menantang, dan berbahaya.
Bahkan dengan semua tali kekang dan alat pelindung, tidak banyak orang di luar sana yang mempraktikkannya karena alasan itu.
Baca Juga: Makin Beringas, Petarung Super Brutal UFC ini Ingin Hadapi Tyson Fury!
Apalagi Free solo rock climbing, yang menyiratkan bahwa tidak ada peralatan pendakian selain sepatu panjat dan kapur yang digunakan selama pendakian.
Setiap kesalahan yang dilakukan pemanjat dapat menyebabkan kematiannya atau paling tidak cedera serius yang mengancam nyawa.
Meski jarang terdengar, olahraga ini telah berkembang jauh sejak muncul pada pertengahan tahun 1990-an.
Wingsuit flying adalah olahraga ekstrem di mana penerjun menggunakan jumpsuit khusus yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan lebih banyak daya angkat dan meluncur secara horizontal di udara setelah melompat dari pesawat atau tebing.
Ada 162 kematian yang tercatat sejak 2002 akibat olahraga ini, dengan dua terakhir pada Desember 2018.
Baca Juga: 5 Ide Olahraga Terliar dan Ekstrem di Puncak Burj Khalifa dengan Ketinggian 1.053 Kaki