Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Legenda Persib Bandung, Atep, menilai taktik Robert Rene Alberts terlalu monoton dan sudah bisa dibaca oleh lawan.
Setelah melewati tiga pekan perdana di Liga 1 2022-2023, Persib Bandung tak kunjung meraih kemenangan.
Dari tiga pertandingan, klub berjuluk Maung Bandung itu hanya meraih sati hasil imbang dan menelan dua kekalahan.
Rentetan hasil buruk tesebut membuat Persib saat ini berada di zona degradasi, tepatnya di peringkat ke-17 klasemen.
Padahal, skuad Persib musim ini tidak jauh berbeda dengan musim lalu saat mereka mampu finis di urutan kedua.
Ditambah lagi dengan datangnya dua pemain berlabel timnas yakni Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya.
Namun, Persib tampaknya gagal memanfaatkan kedalaman skuad dan pemain-pemain berkualitas yang ada.
Akibatnya, banyak penggemar Persib yang menilai pelatih Robert Rene Alberts miskin taktik.
Bukan cuma penggemar, legenda Persib yakni Atep bahkan juga memiliki pendapat yang serupa.
Atep menilai taktik yang diterapkan pelatih asal Belanda itu terlalu monoton dan sudah bisa dibaca oleh lawan.
Skema 4-4-2 dengan menaruh satu pemain depan sebagai second striker tidak lagi efektif dan terkesan dipaksakan.
Lebih lanjut, Atep menilai pelatih sekelas Robert Alberts seharusnya bisa mengatasi masalah tersebut.
Baca Juga: Robert Alberts Tak Beri Waktu Istirahat, Persib Langsung Gelar Latihan Usai Dibantai Borneo FC
Apalagi Robert Alberts sudah memasuki musim keempat bersama Persib dan ia juga pernah membawa beberapa tim menjadi juara.
Namun yang terjadi justru sebaliknya dengan merosotnya prestasi Persib, setidaknya dalam tiga laga musim ini.
“Iya sebenarnya taktiknya karena sudah tiga tahun jadi sudah terbaca ya," kata Atep, dikutip SuperBall.id dari Simamaung.com.
"Saya melihat lini tengah masih bolong, kreativitas masih kurang."
"Kalau dulu zaman Pak Djadjang Nurdjaman ya identiknya mapay gawir ya, dari pinggir tapi efektif."
“Sekarang kita tahu kreativitas di tengah enggak jalan, sayap juga enggak jalan, suplai juga kurang, mungkin strategi sudah terbaca."
"Tetapi seharusnya bisa lebih berkembang sekelas Robert dengan pengalaman dimana-mana dan pernah membawa juara tim."
"Tapi yang terjadi malah sebuah kemunduran, terlihat monoton jadi sangat mudah dibaca,” tambahnya.
Baca Juga: Coach Widodo Cahyono Akui Bhayangkara FC Semakin Berkembang, Sudah Lampaui Persija dan Persib?