Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali angkat bicara mengenai penundaan kompetisi sepak bola Indonesia musim 2022-2023.
Publik pecinta sepak bola Tanah Air dibuat bertanya-tanya terkait keberlangsungan Liga 1, 2, dan 3.
Pasalnya, kompetisi sepak bola di Indonesia diberhentikan untuk sementara waktu akibat tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Pemberhentian kompetisi ini sebagai bentuk tanggapan atas mandat yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo.
Beberapa waktu lalu, PSSI awalnya hanya memberhentikan Liga 1 saja.
Namun, berselang beberapa hari kemudian PSSI juga memberhentikan kompetisi Liga 2 dan 3.
Terhitung sejak Minggu (2/10/2022), seluruh kompetisi sepak bola di Indonesia sudah dihentikan selama sepekan.
Hingga saat ini, baik PSSI maupun PT LIB selaku operator liga belum bisa memastikan kapan kompetisi akan dimulai kembali.
Pemberhentian kompetisi untuk sementara waktu ini pun mendapat sorotan dari Menpora Zainudin Amali.
Zainudin Amali menjelaskan bahwa pemerintah, PSSI, dan PT LIB tak bisa memberhentikan kompetisi dalam waktu yang lama.
Sebab, hal itu akan berdampak pada ekonomi klub-klub peserta Liga 1, 2, dan 3.
Andai kompetisi berhenti terlalu lama, maka hal itu bisa saja menghambat proses pencairan gaji para pemain di sebuah klub.
"Dan kita tidak bisa menghentikan kompetisi ini terlalu lama, kasihan klub, mereka harus menggaji pemain untuk menejemen dan sebagainya," ucap Zainudin Amali, dikutip SuperBall.id dari laman resmi Kemenpora RI.
Zainudin menjelaskan bahwa para pemain dan klub sudah cukup menderita setelah dua musim lalu dihantam oleh penyebaran virus Covid-19.
Ia pun berharap kondisi itu tidak diperparah dengan keputusan pemberhentian kompetisi ini.
"Kalau mereka terhenti tanpa kepastian maka tentu akan menjadi problem untuk klub itu sendiri."
"Kita tidak mau itu, mereka sudah cukup didera masalah waktu pandemi," tambah Zainudin Amali.
Kendati demikian, Zainudin Amali juga tak bisa memberikan kepastian terkait masalah kompetisi ini.
Hal itu dikarenakan jadwal pertandingan dan sebagainya bukanlah ranah pemerintah.
PSSI dan PT LIB lah yang harus memberi kepastian terkait masalah jadwal kompetisi seperti ini.
Selain itu, ia juga telah meminta Polri, PSSI, dan PT LIB untuk mengatur sistem keamanan di stadion ketika kompetisi sudah mulai bergulir.
Ia menegaskan bahwa apakah suporter tetap diperbolehkan hadir ke stadion atau tidak ketika kompetisi sudah mulai bergulir kembali adalah kewenangan dari Polri, PSSI, dan PT LIB.
"Terkait kapan liga mulai, kita belum tahu ya, kita akan simulasikan lagi, ini Polri ya bukan di kami, tapi saya fasilitasi saja."
"Dulu kita pernah pertandingan tanpa penonton apakah seperti itu atau dengan prosentase semua sudah pernah kita lalui".
"Jadinya seperti apa nanti biarlah PSSI kemudian pengelola kompetisi dan Polri yang merumuskan seperti apa."
"Posisi pemerintah hanya memfasilitasi dan membantu."
"Pemerintah tak sampai turut campur misalnya, seperti menentukan jam pertandingan dan sebagainya," tutup Zainudin Amali.