Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Butuh waktu hampir setengah abad bagi Timnas Jerman untuk membayar sakit hati mereka pada partai final Piala Dunia 1966 di Inggris.
Saat itu, Timnas Jerman harus menyerah dari tim tuan rumah di laga final dengan cara yang menyakitkan.
Pada babak perpanjang waktu saat skor imbang 2-2, Inggris mencetak salah satu gol paling kontroversial dalam sejarah turnamen.
Bola sepakan Geoff Hurst memantul tiang sebelum mencelat keluar garis gawang dan dinyatakan gol.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Ronaldo Blak-blakan Tak Ingin Lihat Lionel Messi Jadi Juara
Padahal, tidak satu pun tayangan ulang yang pernah menunjukkan bahwa bola telah sepenuhnya melewati garis gawang.
Gol tersebut membuat konsentrasi pemain Jerman buyar hingga akhirnya Inggris kembali mencetak gol dan menang 4-2.
Kemenangan di kandang sendiri itu menjadi satu-satunya gelar The Three Lions di turnamen besar hingga saat ini.
Namun, sakit hati Jerman akhirnya terbayar 44 tahun kemudian, tepatnya pada gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Kala itu, Inggris yang difavoritkan menjadi juara mengalami nasib buruk di babak 16 besar usai ditekuk 1-4 oleh Jerman.
Jerman unggul 2-0 di awal pertandingan sebelum gol Matthew Upson pada menit ke-37 memperkecil kedudukan.
Dua menit kemudian, momen kontroversial terjadi ketika Frank Lampard melepaskan sepak jarak jauh.
Setelah gagal dijangkau oleh kiper Manuel Neuer, bola hasil tembakan Lampard melewati garis gawang usai membentur mistar.
Akan tetapi, wasit Jorge Larrionda asal Uruguay tidak meniup peluit karena tidak menganggapnya sebagai sebuah gol.
Padahal, Lampard sempat melakukan selebrasi bersama para pemain, pun demikian dengan pelatih Fabio Capello.
Banyak yang menilai hasil pertandingan bisa saja berubah andai gol tersebut disahkan dan skor berubah menjadi 2-2.
Namun terlepas dari itu, sepak bola harus berterima kasih dengan gol yang kemudian disebut "gol hantu" itu.
Pasalnya, kejadian tersebut menjadi pemicu muncul teknologi garis gawang yang saat ini digunakan di setiap event besar FIFA.
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan bahwa gol hantu Lampard merupakan kunci terbukanya penerapan teknologi garis gawang di Piala Dunia 2014 Brasil.
"Momen itu seperti mengatakan kepada saya, 'Anda tak bisa menerima hal itu lagi di Piala Dunia berikutnya'," kata Blatter.
"Itu adalah hari bersejarah di dunia sepak bola internasional," tambahnya.
Kini, teknologi garis gawang tidak hanya diterapkan di Piala Dunia, tetapi juga di liga-liga top Eropa.
Baca Juga: Piala Dunia - Raphael Varane Cedera, Timnas Prancis Terancam Alami Krisis Bek