Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Zaenal Arief mengungkapkan apa alasan Timnas Indonesia yang selalu kesulitan memiliki bomber tajam untuk saat ini.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia sudah cukup lama tak memiliki bomber mematikan dalam skuadnya.
Di lain sisi, skuad Garuda selalu memiliki segudang pemain yang menempati posisi di luar dari lini serang.
Pada posisi kiper, ada beberapa nama beken yang sempat berada di bawah mistar skuad Garuda.
Beberapa nama tersebut adalah Nadeo Argawinata, Syahrul Trisna, Adi Satryo, Ernando Ari, dll.
Lalu di posisi palang pintu ada nama Jordi Amat, Elkan Baggott, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam.
Begitu pula lini tengah yang diisi oleh Marc Klok, Marselino Ferdinan, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya dll.
Akan tetapi, untuk posisi lini serang selalu berubah-ubah di setiap turnamen.
Pergantian penyerang itu sering dilakukan oleh Shin Tae-yong selaku pelatih kepala.
Ia sempat mencoba beberapa penyerang seperti Dedik Setiawan, Kushedya Hari Yudo, Ezra Walian, hingga Ilija Spasojevic.
Akan tetapi, hingga kini belum ada nama yang mampu melegenda di skuad Garuda.
Padahal, era 90-an hingga 2000-an timnas kebanjiran penyerang.
Beberapa di antaranya adalah Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, dan Boaz Solossa.
Memasuki era milenium, penyerang Garuda lebih variasi dengan masuknya pemain naturalisasi seperti Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim.
Terhitung hingga saat ini, terakhir kali timnas memiliki penyerang berkualitas tinggi pada tahun 2018 lalu.
Baca Juga: FIFA Kucurkan Rp 85,6 M untuk Bangun Training Center di IKN, Erick Thohir: Hibah Terbesar
Saat itu ada nama Beto Goncalves yang bersinar bersama Timnas U-23 Indonesia di ajang Asian Games 2018 silam.
Terkait hal itu, ada dua faktor yang membuat lini depan Timnas Indonesia tak tajam seperti dulu lagi.
Hal itu disampaikan langsung oleh eks bomber skuad Garuda, yakni Zaenal Arief.
Menurut Zaenal, perubahan era turut berpengaruh atas ketajaman bomber lokal.
Untuk saat ini, penyerang dituntut untuk bermain lebih modern seperti menjemput bola ke belakang.
Sementara itu, mayoritas bomber lokal dinilai kurang mengikuti zaman.
"Itu ya, sekarang eranya sudah modern," ucap Zaenal Arief, dikutip SuperBall.id dari Tribunnews.com.
"Beberapa mantan striker timnas kita yang lebih dulu, sering memperdebatkan sekarang kekurangan striker lokal ya."
"Karena kan memang eranya beda," jelasnya.
Selain itu, banyaknya klub lokal yang lebih percaya pada bomber asing turut mempengaruhi.
Dengan keadaan tersebut membuat para bomber lokal semakin kesulitan membuktikan diri karena minim menit bermain.
Oleh sebab itu, ia berpesan agar penyerang lokal untuk selalu tampil baik saat diberi kesempatan.
"Setiap klub sekarang sudah didominasi pemain asing untuk lini depan."
"Jarang sekali memberikan kesempatan untuk pemain lokal," imbuhnya.
"Yang jelas, harapan sih bahwa pemain depan itu harus tetap ada."
"Susah juga sih karena eranya sudah modern."
"Beruntung lah kalau (pemain) ada kesempatan menit bermain, harus sebisa mungkin ditunjukkan."