Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Bintang Timnas Qatar Akram Afif membuktikan kredibilitasnya sebagai salah satu penyerang terbaik Asia dengan hat-trick di final Piala Asia 2023.
Torehan itu membawa timnya meraih gelar Piala Asia untuk kedua kalinya secara berturut-turut setelah memenangi edisi 2019.
Tiga gol Afif tercipta melalui titik putih dalam kemenangan 3-1 Qatar atas Yordania di Stadion Lusail.
Usai laga, ia mengantongi tiga penghargaan individu yaitu pemain terbaik pertandingan, pemain terbaik turnamen, dan pencetak gol terbanyak dengan delapan gol.
Baca Juga: Termasuk Timnas Indonesia, Malaysia Diminta Belajar dari Tim-tim yang Bersinar di Piala Asia 2023
Sebelumnya, kemampuan Afif di atas lapangan telah diakui oleh pelatih Timnas Tajikistan, Petar Segrt.
Ia mengatakan hanya masalah waktu sebelum penyerang Al-Sadd berusia 27 tahun itu ingin kembali ke Eropa.
Di sisi lain, Afif mengaku memiliki impian untuk kembali bermain di Eropa meski sebelumnya pernah gagal.
Kendati demikian, ia mengaku harus berbicara lebih dulu dengan sang istri sebelum mengambil keputusan.
"Saya berbicara tentang menjadi pemain profesional (di Eropa). Tapi bukan saya yang memutuskan," kata Afif, dikutip SuperBall.id dari Nst.com.my.
"Istri saya juga yang harus mengambil keputusan untuk saya. Tidak mudah meninggalkan klub dan negara."
"Saya ingin menjadi pemain profesional (di Eropa). Saya ingin mengatakan bahwa saya ingin pergi."
"Untuk saat ini, ia akan menikmati membantu Qatar menjadi negara kelima yang berhasil mempertahankan mahkota Piala Asia."
“Kami senang dan menikmatinya hingga Piala Asia berikutnya. Nanti kita lihat apa yang terjadi,” tambahnya.
Afif mengawali karier profesionalnya di sepak bola bersama klub Belgia KAS Eupen pada Januari 2019.
Catatan 8 gol dalam 28 laga membuat klub Liga Spanyol Villarreal kepincut untuk mendatangkan Afif.
Pada 2016, Afif menjadi pemain Qatar pertama yang dikontrak oleh klub Liga Spanyol ketika bergabung dengan Villarreal.
Namun, ia gagal bersaing dan lebih banyak menghabiskan masa kontraknya di klub lain sebagai pemain pinjaman.
Ia sempat dipinjamkan ke Sporting Gijon dan KAS Eupen sebelum kembali ke negara asalnya untuk membela Al Sadd pada 2020.
Bersama Al Sadd, Afif berkembang pesat dan mampu memenangi banyak gelar domestik.
Di antaranya tiga gelar Liga Qatar, dua Piala Emir dan Qatar, Piala Sheikh Jassim, dan Piala Bintang Qatar.
Afif kemudian menjelma sebagai salah satu pemain yang paling ditakuti di Asia usai mencatat 10 asis di Piala Asia 2019.
Dalam sejarahnya, tidak banyak banyak pemain dari negara-negara Arab yang bersinar ketika berkarier Eropa.
Satu-satunya pemain dari negara-negara Teluk yang benar-benar dapat dianggap sukses adalah mantan kiper Oman Ali Al Habsi.
Ia memainkan 10 pertandingan untuk Bolton Wanderers antara 2006-2011, termasuk penampilan menonjol melawan raksasa Jerman Bayern Muenchen di Piala UEFA.
Ia pindah ke Wigan Athletic secara permanen pada tahun 2011 dan membuat lebih dari 100 penampilan untuk Latics.
Al Habsi juga bermain untuk Brighton & Hove Albion dan Reading di divisi kedua Inggris.
Ia mengakhiri kariernya dengan menjadi kiper pelapis di West Bromwich Albion sebelum pensiun pada tahun 2020.