Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liga Italia Diterpa Masalah yang Lebih Besar Ketimbang Kegagalan di Liga Champions

By Dwi Aryo Prihadi - Selasa, 19 Maret 2024 | 16:14 WIB
Logo Serie A (SOCCERBIBLE.COM)

SUPERBALL.ID - Liga Italia dipastikan tidak memiliki wakil tersisa sejak babak perempat final Liga Champions 2023/2024.

Kepastian itu didapat setelah Lazio, Inter Milan dan Napoli tersingkir di babak 16 besar.

Namun, wajah Liga Italia masih diselamatkan oleh tim-tim yang masih berlaga di Liga Europa dan Liga Konferensi.

Liga Europa menampilkan AC Milan, Atalanta dan Roma, sedangkan Fiorentina masih bersaing di Liga Konferensi.

Baca Juga: Bayern Muenchen Berharap Harry Kane Bisa Pulih Sebelum Lawan Arsenal di Liga Champions

Liga Italia sejatinya jauh lebih kompetitif dalam beberapa tahun terakhir setelah dominasi sembilan musim Juventus.

Inter Milan, AC Milan, dan Napoli secara bergantian berhasil meraih gelar scudetto dalam tiga musim terakhir.

Inter Milan hampir pasti akan kembali menjadi juara pada musim ini dengan keunggulan 14 poin atas AC Milan.

Seiring dengan level kompetitif yang meningkat, daya tarik publik terhadap pertandingan Liga Italia juga meningkat.

Pada musim 2023/2024, jumlah penonton mencapai rata-rata lebih dari 30.000 untuk pertama kalinya sejak 1999.

Klub-klub dari kota Milan menarik lebih dari 70.000 penonton pada setiap pertandingan kandang di San Siro.

Antusiasme yang lebih besar terhadap pertandingan tentu tidak lepas dari kebangkitan duo Milan.

Namun, Liga Italia masih tertinggal dari Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Jerman dalam hal kekuatan komersial.

Klub-klub Italia memiliki utang yang besar dan pendapatan mereka masih kalah jika dibandingkan dengan klub-klub liga top lainnya.

Pendapatan Liga Italia berjumlah 2,8 miliar euro dibandingkan dengan Liga Inggris sebesar 6,7 miliar euro serta Liga Jerman dan Liga Spanyol sebesar 3,7 miliar euro.

Baca Juga: 4 Alasan Arsenal Bisa Lewati Hadangan Bayern Muenchen dan Jadi Juara Liga Champions Musim Ini

Dalam satu dekade terakhir, pendapatan di sepak bola Italia telah tumbuh sebesar 60 persen.

Sementara Liga Inggris dan Liga Spanyol mengalami peningkatan pendapatan masing-masing sebesar 130 dan 100 persen.

Tiga klub besar (Juventus, AC Milan, dan Inter) semuanya mengalami peningkatan pendapatan pada 2022/2023.

Namun, hanya Milan yang memperoleh laba sebelum pajak (13,5 juta euro).

Dilansir SuperBall.id dari Gameofthepeople.com, Juventus kehilangan 117 juta euro, sedangkan Inter defisit 77 juta euro.

Dalam lima tahun terakhir, empat klub raksasa Italia (termasuk Roma) mengalami kerugian lebih dari 2,3 miliar euro.

Sederhananya, sebagian besar klub Italia tidak menghasilkan cukup uang.

Pada akhirnya, sepak bola Italia perlu menunjukkan lebih banyak disiplin dalam hal pengeluaran.

Hal ini tentunya akan didorong oleh rasio biaya skuad UEFA, yang mulai berlaku pada musim 2025/2026.

Biaya skuad (gaji, amortisasi transfer, dan komisi agen) versus pendapatan dan pendapatan dari transfer pemain, tidak boleh melebihi 70 persen.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P