Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

EURO 2024 - Kontroversi Teknologi Baru Bernama Snickometer yang Batalkan Gol Romelu Lukaku

By Dwi Aryo Prihadi - Selasa, 18 Juni 2024 | 12:54 WIB
Penyerang Timnas Belgia, Romelu Lukaku. (TWITTER.COM/B24PT)

SUPERBALL.ID - Teknologi VAR dan Snickometer diterapkan secara kombinasi dan menggagalkan dua gol striker Timnas Belgia Romelu Lukaku di Euro 2024.

Slovakia mengklaim kemenangan bersejarah 1-0 dalam pertandingan perdana mereka di Grup E Euro 2024 melawan Belgia.

Ivan Schranz mencetak gol kemenangan bagi Slovakia di Stadion Frankfurt Arena, Senin (17/6/2024).

Namun, sorotan lain pada pertandingan tersebut tertuju kepada bomber Belgia Romelu Lukaku.

Baca Juga: EURO 2024 - Tak Perlu Operasi, Kylian Mbappe Bakal Pakai Topeng Pelindung Usai Patah Hidung

Lukaku dua kali memasukkan bola ke gawang lawan, namun VAR mengintervensi dan membatalkannya dua kali.

Pada gol pertama, teknologi offside semi-otomatis memastikan Lukaku berada sedikit di belakang garis pertahanan Slovakia.

Sementara pada gol kedua, teknologi Snickometer memutuskan Lois Openda melakukan handball sebelum mengoper ke Lukaku.

Teknologi Snickometer merupakan inovasi terbaru VAR yang pertama kali diterapkan di Euro 2024.

Sebelumnya, teknologi tersebut telah diterapkan di kriket untuk menentukan apakah bola menyentuh pemukul atau tidak.

Bola resmi Euro 2024 produksi Adidas mengintegrasikan microchip sensor gerak di bagian tengahnya.

Microchip itu memberikan informasi tentang kecepatan dan pergerakan bola untuk mendeteksi sentuhan.

Sensor gerak tersebut dapat melacak setiap sentuhan hingga 500 kali per detik.

Snickometer pun mendeteksi tangan Openda yang bersentuhan dengan bola sebelum terjadinya gol Lukaku.

Grafik deteksi sentuhan Snickometer dengan jelas menunjukkan bahwa kecepatan bola dipengaruhi oleh tangan.

Baca Juga: EURO 2024 - Suporter Timnas Inggris Ketiduran di Stadion Sampai Pagi, Ini Reaksi Warganet

Christina Unkel, pakar VAR ITV, menjelaskan bahwa itu adalah pelanggaran yang disengaja.

"Penafsiran yang dipertimbangkan baru-baru ini berubah," kata Christina.

"Namun, ini akan dianggap sebagai pelanggaran yang disengaja karena lengan dekat dengan bahu, diluruskan dan sentuhan membantu mengontrol bola," tambahnya.

Namun, di sisi lain, ada kontroversi di balik keputusan handball yang dilakukan Openda.

Salah satu yang mengkritik keputusan tersebut adalah mantan striker Liga Inggris, Chris Sutton.

Ia menilai keputusan tersebut kejam karena Openda tidak sengaja mendorong bola dengan tangannya.

Menurutnya, gol tersebut akan disahkan di Liga Inggris.

"Openda tidak sengaja mendorong bola dalam upayanya menggiring bola."

"Keputusan ini kejam. Di Liga Inggris, gol itu akan diakui," kata Sutton, dikutip SuperBall.id dari BBC.

Terlepas dari kontroversinya, Snickometer dianggap bisa membantu wasit dalam mengambil keputusan penting.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P